Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kado dari Paray-le-Monial

19 Juni 2020   22:01 Diperbarui: 19 Juni 2020   22:00 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.thinkingfaith.org/articles/alive-love-sacred-heart-jesus

Dalam semua kepadatan material, historis, dan fisiknya, 'hati-Nya adalah realitas yang tidak dapat kita hindari, hapus, atau sangkal. Yesus bukan mitos dewa/i Yunani yang dapat mengambil rupa manusia atau hewan, juga bukan ide filosofis tentang transenden yang dapat dikenali setiap manusia meskipun tidak menuntut lebih jauh.

Realitas Yesus menolak semua upaya kategori yang cocok untuknya. Pribadi Yesus menghantui dan mendorong manusia melampaui batas-batas, yang dengan-Nya, kita harus selalu memulai dari awal. Maksudku, Yesus selalu menuntut relasionalitas esensiil dari manusia. Inilah arti dari gambar Hati Kudus Yesus: hubungan pribadi, afektif, hidup, dan cinta.

Dalam kesempatan yang lain, seorang imam juga pernah bercerita bahwa seorang tidak dapat melihat hati Yesus yang terluka tanpa menemukan cinta yang sepenuhnya manusiawi dalam segala kelemahan dan kekuatannya. Gambaran Hati Kudus menawarkan keintiman yang dalam, terekspos, berkomitmen, dan tentu saja, sangat rentan. Namun, Hati Kudus Yesus juga merupakan hati yang menunggu. Apa gunanya cinta yang tidak diberikan secara bebas?

Sahabatku, dalam hidup ini, seringkali dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk saling berbagi dan mengenal satu sama lain. Keintiman sejati hanya benar-benar terjadi ketika manusia memercayai seseorang, beristirahat di dalam diri mereka, kala yang didapati dalam petualangan hanyalah sebuah harta karun 'kesendirian'. Sahabatku, hati ini bukan simbol cinta palsu. Bahwa ia membawa luka cinta - cinta yang mengetahui kedalaman pengkhianatan dan penolakan. Mungkin dengan ini kamu berpikir kalau, dalam luka Hati Kudus Yesus, manusia melihat kekerasan hati mereka sendiri, menghadapi ketidakpedulian solipsistik. Tidak!

Kristus mengungkapkan hati-Nya tidak untuk menghancurkan manusia dengan rasa bersalah, tetapi menyembuhkannya--- bukan harga tetapi karunia kasih. Pengabdian kepada Hati Kudus adalah sekolah cinta yang bebas, berani, dan responsif. Dan itu terjadi di dunia. St Jean Eudes berpikir bahwa kehidupan yang paling dalam dari kehidupan Kristen adalah kehidupan manusia yang sejati. Selain itu, St Isaac dari Nineveh mengungkapkannya dengan indah, "Dan apakah hati yang berbelas kasih?"

"Hati yang berbelas kasih membara demi seluruh ciptaan: manusia, burung, binatang, setan, dan setiap hal yang diciptakan. Dengan ingatan, mata manusia yang berbelaskasih mencurahkan banyak air mata."

Mungkin karena alasan inilah, St. Eudes selalu berdoa sambil menangis bahkan untuk binatang buas yang irasional dan untuk keluarga reptil.

Sahabatku, masih banyak yang ingin kutuliskan. Namun kusudahi surat ini dengan kembali pada ceritaku yang awal. Tentang kunjungan si Jesuit itu. Bahwa sebelum si Jesuit meninggalkan Paray-le-Monial, dia diberi hadiah yang tidak terduga. Di Muse de Hieron, tidak jauh dari kediaman lama Jesuit, ada beberapa karya seniman abad ke-20 Jean-Georges Cornlius. Satu lukisan dengan kuat mengesankan dirinya: Jhovah devient notre pre. Tampaknya ini adalah apa yang coba diungkapkan oleh teologi kontemporer tentang realitas salib di jantung kehidupan Tritunggal Allah.

Lukisan tersebut tidak menggunakan kata-kata atau teologi filsafat, melainkan hanya menunjukkan bahwa Kristus yang tersalib berada di tangan Bapa, sebuah tema artistik tradisional. Dalam momen pribadi yang sangat mendalam antara Bapa dan Putra, lukisan itu menangkap ambivalensi hati yang menghibur dan mengharukan dalam kedekatan mereka: cinta itu jelas dan gamblang tetapi, seperti orang tua mana pun yang menggendong anak yang menderita dan sekarat, rasa sakit Bapa serta Putra terlihat. Dan ada juga kedamaian yang lembut dan penuh kepercayaan. Dalam pelukan Bapa, sang Putra dirangkul dengan penuh kasih. Hubungan mereka bukan hubungan tertutup. Bahkan dalam keintiman dan penderitaan yang begitu mendalam, cinta mereka menarik kita.

Demikianlah suratku ini. Di Jumat Pertama. Dalam Perayaan Hati Kudus Yesus. Dalam kerinduan dan cinta yang menggebu--- hingga beristirahat di dalam-Nya.

Yogyakarta 19 Juni 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun