Dear my Friend!
Bagaimana kabarmu!
Beberapa hari terakhir ini aku terobsesi dengan sistem saraf manusia. Satu elemen tertentu menarik perhatianku: respon 'melawan atau lari'. Kamu tentu tahu, ketika dihadapkan dengan ancaman kehidupan, tubuh menjadi overdrive. Amigdala kecil di otak mengirimkan sinyal melalui hormon epinefrin, dan dalam hitungan detik, melalui reaksi berantai dari respon neurotransmitter, jantung memompa darah, paru-paru mengambil lebih banyak oksigen, pupil dilatasi untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya, dan keringat menutupi kulit, dan ia akan menguap dalam hitungan detik untuk menjaga tubuh manusia dingin di bawah tekanan.Â
Semua respon fisiologis ini akan membantu manusia memilih untuk 'melawan' atau 'lari'. Tetapi sahabatku, keputusan untuk tetap tinggal, tidak pernah bisa menjadi keputusan murni fisikal--- keputusan itu akhirnya berakar pada identitas moral yang lebih dalam---"haruskah aku lari dari kenyataan ini?", kata Iwan Fals.
Sahabatku, ada informasi penting yang ingin kukatakan lewat surat ini. Sudahkah kamu membaca atau mendengar apa yang terjadi di Madrid 4 Juni 2020 kemarin. Akhirnya Pengadilan pembunuhan Ignacio Ellacura, Ignacio Martn Bar, Amando Lpez, Joaqun Lpez y Lpez, Juan Ramn Moreno, Segundo Montes, dan pembantu rumah tangga serta putrinya, Elba Julia Ramos dan Celina Maricet Ramos, dimulai.Â
Persidangan dijadwalkan akan berakhir dalam dua blok berturut-turut, pertama berlangsung dari 8 hingga 10 Juni 2020; dan kedua dijadwalkan kemudian di musim panas, mulai 8 Juli dan berakhir 16 Juli 2020. Setelah prosedur kriminal Spanyol, pada awal persidangan (Senin, pukul 15.00 waktu Madrid), tuntutan pidana akan dibacakan dengan keras, dan bukti akan disajikan, dimulai dengan kesaksian para terdakwa dan saksi. Terdakwa utama adalah mantan kolonel Inocente Orlando Montano, yang pada waktu itu adalah Wakil Menteri Keamanan Publik, dan diekstradisi dari Amerika Serikat ke Spanyol pada 29 November 2017.
Yang menarik, dengan pertimbangan keterbatasan mobilisasi akibat pandemi COVID-19 dan relevansi internasional persidangan ini, pengacara penuntut umum oleh Asosiasi Hak Asasi Manusia Spanyol, keluarga Jesuit Ignacio Martn-Bar, dan San Jos Jesuit School of Valencia Alumni Association- mengajukan petisi untuk memiliki sidang langsung yang disiarkan dalam upaya menjamin prinsip publisitas yang mengatur persidangan pidana.Â
Transmisi online uji coba ini bertujuan mempromosikan kemungkinan memiliki korban dan pemangku kepentingan lainnya di El Salvador dan masyarakat Salvador, pada umumnya, yang terlibat dalam peristiwa penting ini. Keputusan mengenai streaming online sedang menunggu keputusan. Akan aku kabari lagi jika keputusan itu telah dikeluarkan.
Masih cukup kuat dalam benakku, waktu musim semi di bulan November 2019 silam. Kala itu ada informasi bahwa Jorge Galn, penulis Salvador, datang ke London Review Bookshop, mendiskusikan buku barunya, Noviembre, tragedi El Savador 16 November 1989. Galn bercerita saat itu, bahwa tragedi tersebut adalah pekerjaan jahat dari pasukan pembunuh yang disponsori tentara selama perang saudara di negara kecil Amerika Tengah antara 1980 dan 1992. Dalam kisahnya, pada pukul 18.30 Malam, para tentara datang ke rumah para Yesuit--- Â hanya beberapa jam sebelum pembantaian.Â
Galn menyebut itu "El Cateo", 'pencarian': misi pengintaian, untuk memeriksa siapa yang ada di sekitar dan konfigurasi kamar di gedung. Sasaran utama Batalyon Atlacatl adalah Pastor Ignacio Ellacura SJ, yang dikatakan menjadi perantara perundingan kesepakatan damai antara pemberontakan gerilya dan pemerintah militer.Â
Saudara-saudara Jesuitnya pasti tahu bahwa mereka dalam bahaya besar. Mereka memegang tanah mereka dan membayar harganya hanya beberapa jam kemudian, dalam kegelapan malam, dengan nyawa mereka. Sahabatku, kamu pasti akan bertanya mengapa para jahanam itu membunuh juga pembantu dan putrinya. Yah, sulit mengatakannya, namun dari berita yang kubaca waktu itu, karena para pembunuh itu diperintahkan untuk tidak meninggalkan saksi, Elba dan Celina Ramos dibungkam selamanya.