Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Amerika Latin dan Hollywood

2 Maret 2020   08:46 Diperbarui: 2 Maret 2020   08:47 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: stretchless.com

Secara historis Hollywood menampilkan orang Amerika Latin melalui stereotipe yang klise dan tidak menarik, yang bergantung pada mitos seksual. Dalam dekade pertama sinema suara, aktris Amerika Latin mengambil peran layar sebagai penggoda, seoritas (perawan atau aristokrat), sementara aktor berperan sebagai pecinta seoritas. 

Pada 1930an dan 1940an, film-film besar menampilkan bintang-bintang Latino dan Latina dengan nama-nama Hispanik yang dapat dikenali dengan aktor-aktor yang memainkan berbagai peran. Kendati peran mereka diperlunak dalam film-film Hollywood kontemporer, yang banyak ditampilkan di Barat tetap konteks kota yang penuh dengan kejahatan dan kekerasan. Myrtle Gonzalez (1891-1918) putri pedagang grosir Los Angeles dapat diperhitungkan karena menjadi bintang Latin pertama Hollywood.

Myrtle Gonzalez membintangi lebih dari empat puluh film bisu antara 1911 dan 1917. Dolores Del Ro (1905-1983) yang sering disebut sebagai "superstar Latin pertama", dan rekannya Lupe Vlez (1908-1944) menjadi identik dengan vamp api yang meludah. Sayangnya orang-orang dengan "penampilan" Eropa masih sebagai aktor utama. 

Dolores Del Ro, Car men Miranda, Raul Roulien, Csar Romero, dan mereka yang berwarna lebih gelap ditakdirkan memainkan peran-peran kecil sebagai bandit. Patut diketahui, sepanjang abad XX Hollywood di bioskop-bioskop membersihkan sanitasi ras Latin dengan latar depan bintang-bintang berkulit putih dan menurunkan mereka ke peran tambahan. Pengalaman ini mengingatkan kita akan apa yang terjadi di tahun 1996, kala orang Amerika beraksen Latin dianggap tidak meyakinkan berperan dalam film Romeo dan Juliet karya Baz Luhrmann.

Baru selama Perang Dunia II, citra Hollywood tentang Amerika Latin meningkat sebagai konsekuensi langsung dari peristiwa politik dan pertimbangan komersial. AS mulai memberi perhatian yang lebih besar dalam penggambaran Amerika Latin. Hal ini dipicu oleh periode sebelum dan selama Perang Dunia II. Selama periode tersebut, sebagian besar ekonomi Eropa tertutup untuk produk-produk Hollywood, sehingga pasar Amerika Latin untuk film menjadi semakin penting. 

Pada 1933, Departemen Luar Negeri AS menerapkan kebijakan Good Neighbor Policy dengan maksud mencapai pemahaman dan kerja sama yang lebih besar antara Amerika Utara dan Selatan, dan film menjadi pusat dalam menumbuhkan semangat Pan-Amerikanisme. Untuk lebih efektif, pada tahun 1940 pemerintah AS mendirikan kantor Coordinator of Inter-American Affairs (CIAA) dengan Nelson Rockefeller sebagai pimpinan. CIAA mensponsori surat kabar dan dokumenter untuk distribusi Amerika Latin sekaligus mendorong studio Hollywood membuat film dengan tema Amerika Latin. 

Antara 1939-1947, film-film Hollywood yang menampilkan Amerika Latin membanjiri pasar internasional. Bahkan pada 1945, delapan puluh empat film dengan subyek Amerika Latin diproduksi. Bagian gambar bergerak (motion picture) CIAA, disutradarai oleh John Hay Whitney, bertujuan memastikan orang Amerika Utara mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang bahasa Amerika Latin dan menghindari diskriminasi kepada mereka. 

Ketika perang dimulai, Hollywood's Production Code Administration (PCA) memainkan peran kunci sebagai "pengawas", untuk memastikan tidak ada gambar negatif dari orang Amerika Latin yang mencapai layar. Pada 1941, seorang ahli Amerika Latin yang dibesarkan di Kuba Addison Durland menjadi staf PCA dengan maksud memantau penggambaran Hollywood tentang Amerika Latin.

Hal ini membawa pengaruh besar dalam representasi identitas Amerika Latin di layar Hollywood. Produser film AS akhirnya menyadari fakta bahwa Hispanik adalah komunitas "mayoritas-minoritas" di AS. Apa yang sekarang disebut sebagai "kekuatan Latin" di Hollywood telah menjadi masalah sehingga casting non-Latin dalam peran seorang Amerika Latin sekarang akan dianggap sama saja dengan casting aktor putih dalam wajah hitam sebagai seorang Amerika Afrika.

Saat ini, para pembuat film alternatif dari komunitas Latino di AS telah menghasilkan tanggapan kreatif terhadap masalah pengucilan, diskriminasi, dan stereotipe ini. Pengecualian orang Latin dari peran utama dalam film arus utama telah ditantang dalam film Frida (2002) yang diproduksi Salma Hayek. Tampaknya ada kebangkitan lambat dalam beberapa tahun terakhir dengan fakta bahwa 47 persen dari populasi Los Angeles adalah keturunan Hispanik (termasuk 5 juta orang Meksiko). 

Dua film besar Before Night Falls dan Traffic telah dirilis dengan berisi sebagian besar bahasa Spanyol lisan. Pembalap Spanyol Javier Bardem dalam Before Night Falls, dan pemain Amerika Puerto Rico Benicio del Toro sebagai pemain Meksiko dalam Traffic tampil penuh meyakinkan. Para produser kedua film tahu berapa banyak orang Kuba dan Meksiko akan menjadi bagian dari penonton film-film ini di AS dan menyadari bahwa mereka tidak dapat dibodohi (Lisa Shaw-Stephanie Dennison: 2005, 179-205).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun