Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Muda Claretian dalam Bengkel si Pandai Besi

26 Februari 2020   21:36 Diperbarui: 26 Februari 2020   21:38 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.ihmpclaretqc.com/2017/09/04/called-challenged-and-sent-aeyg-2017-cf-in-indonesia/

Wajah yang sama terus berpapasan di setiap perhentian langkah di pagi hari. Semuanya ini menghantar kami sampai pada pemahaman bahwa kami dan mereka tengah diarahkan pada jalan yang sama memandang Tuhan dalam tanur Claretian.

Bila kita membaca pengalaman Claret di Vich akan pengalaman tanur, kita akan menemukan suatu keterpisahan tegas antara euforia kaum muda Claretian dan semangat mereka. Claret mengidentifikasi dirinya sebagai sebatang besi yang dibakar dalam api yang bernyala. Setelah itu dipukul berulang kali dalam ritme yang sama hingga besi itu mendapat bentuk seturut keinginan si Pandai Besi. Bila diterjemahkan ke dalam konteks Kana, Orang Muda Claretian pun sebetulnya sedang berusaha memfaktakan Claret dalam pengalaman tanur.

Mereka adalah besi yang rela membiarkan diri mereka dibakar dalam keberagaman Orang Muda Claretian (furnace), dikeluarkan dan dipukul berulang kali dalam irama yang sama selama tujuh hari dalam pengalaman kebersamaan sampai mendapat bentuk yang sesuai lewat pengsayaan yang membanggakan. Mereka adalah aktualisasi nyata Claret yang kini tengah memandang bahagia Allah di surga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun