Gerangan apa sahabat itu jika kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan Sang Waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu. Dan dalam manisnya persahabatan, biarlah ada tawa ria dan berbagi kegembiraan....
Karena dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan gairah segar kehidupan.
Yah... Puisi tentang persahabatan. Kunikmati membaca dan mengulagi. Kuingat setiap kata dalam dentumam jarum detik yang berotasi. Mencoba melafalkan, namun gagal. Hingga akupun menyadari, bahwa sahabat bukan untuk dihafal sekadar memenuhi otak yang lunak. Melainkan meninggalkannya diam bersama emosi yang sulit dijelaskan. Karena sahabat itu abstrak.
Perlahan kutup buku itu. Menyimpannya di bawah bantal. Lama ia berdiam kedinginan, dan kurangkul dalam mimpi angin bayu. Berlayar..... berlayar.... hingga akhirnya berhenti saat jago berkotek. Hari telah pagi.
"Seandainya ia tak jujur padaku, pasti aku akan membawanya dalam kehidupan nyata"....
Aku masih ingat betul kala di depan gerbang kampus. Ia ingin datang ke rumah.
"Nanti aku datang ke rumah kaka yah?
"Tapi bukan untuk bertemu dengankukan?" tanyaku.
"kalau kaka tidak di rumah. Aku tidak akan pergi!"