Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Habislah Gelap Terbitlah Terang: Holocaust Menuju Auschwitz!

29 Desember 2019   18:28 Diperbarui: 29 Desember 2019   22:57 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemahaman baru dari Holocaust ini kemudian menjadi bannal dan digunakan oleh politikus Inggris, Sir Winston Leonard Spencer-Churchill (1874-1965), sebelum Perang Dunia II, untuk menggambarkan genosida Armenia (1915-1917) di Perang Dunia I, yang mana bangsa Armenia yang adalah kelompok minoritas serta Assyria dibantai secara sistematis oleh pemerintahan Utsmania di tanah air mereka sendiri yang kini disebut Republik Turki sejak April 1915.

Ketika rezim Nazi berkuasa di Jerman pada Januari 1933, mereka segera mengadopsi langkah-langkah anti-Semit yang sistematis. Dekrit pertama yang dibuat oleh Partai Nazi adalah merumuskan definisi utama termin Yahudi. Antara 1933 dan 1939, upaya khusus dilakukan oleh Partai Nazi, lembaga pemerintah, bank, dan dunia bisnis untuk menyingkirkan orang Yahudi dari kehidupan ekonomi. Non-Arya dibebaskan dari jabatan publik, pengacara dan dokter Yahudi kehilangan hampir semua klien. Dalam dunia perekonomian dapat disimak bahwa, perusahaan-perusahaan Yahudi dilikuidasi dan properti mereka disita atau dibeli dengan harga yang jauh lebih rendah--- karyawan-karyawan perusahaan berdarah Yahudi kehilangan pekerjaan mereka.

Pengalaman Jews-Alienated ini memicu terbunuhnya seorang diplomat Jerman, Ernst Vom Rath di Paris oleh seorang pemuda Yahudi-Polandia Herschel Grynszpan pada malam 9 November 1938. Akibat dari pembunuhan ini, semua rumah ibadat Yahudi di Jerman dibakar, toko-toko Yahudi dihancurkan dan 20.000 orang ditangkap.

Terbunuhnya Ernst Vom Rath menjadi dalih dari momen Kristallnacht ("Crystal Night: The Night of the Broken Glass") atau yang juga disebut The November Pogrom mengingat peristiwanya yang terjadi pada 9-10 November 1938. Peristiwa ini sebetulnya menjadi sinyal bagi orang Yahudi di Jerman dan Austria untuk pergi selekas mungkin. Beberapa ratus ribu orang berhasil melarikan diri ke negara lain, tetapi begitu banyak, termasuk lansia dan kaum miskin tetap tinggal. 

Pada awal Perang Dunia II di bulan September 1939, tentara Nazi menduduki bagian barat Polandia, menambahkan hampir 2. 000.000 orang Yahudi ke wilayah kekuasaan Jerman. Pembatasan yang dikenakan pada orang Yahudi Polandia jauh lebih keras daripada yang ada di Jerman. Orang-orang Yahudi Polandia dipaksa untuk pindah ke ghetto dikelilingi oleh dinding dan kawat berduri. Mereka ditawan dengan enam atau tujuh orang di satu kamar.

Hingga September 1941, orang-orang Yahudi di Jerman dipaksa memakai lencana atau pita bertanda bintang kuning sebagai simbol bintang Daud. Pada bulan-bulan berikutnya, puluhan ribu orang dideportasi ke ghetto-ghetto di Polandia dan ke kota-kota Uni Soviet yang direbut.

 Sementara operasi sedang berlangsung, agenda mengerikan lain tengah disiapkan, yakni kamp kematian. Semua orang Yahudi dibawa ke beberapa tempat di Polandia di kamp-kamp konsentrasi. 

Beec yang memiliki kamar gas karbon monoksida membunuh sekitar 600.000 orang Yahudi. 250.000 orang meninggal di Sobibor, dan di Treblinka antara 700.000 dan 800.000. Di Majdanek, sekitar 50.000 orang dibunuh dengan gas atau ditembak, dan di Auschwitz jumlah kematian bahkan melebihi 1. 000.000.

Auschwitz dekat Krakow memang adalah kamp konsentrasi terbesar. Berbeda dengan yang lain, hidrogen sianida digunakan di tempat ini. Korban dari Auschwitz datang dari seluruh Eropa: Norwegia, Prancis, Belanda, Italia, Jerman, Cekoslowakia, Hongaria, Polandia, Yugoslavia, dan Yunani. Banyak tahanan, apakah mereka orang Yahudi atau bukan mereka tetap dipakai dalam pekerjaan industri; beberapa tahanan telah menjalani eksperimen medis, terutama sterilisasi (kaum disabilitas). Beberapa ratus ribu tahanan Auschwitz meninggal karena kelaparan, sakit, atau penembakan. Untuk membersihkan jejak pembunuhan, mereka lalu membangun kremasi besar di mana mayat bisa dibakar.

Akibat dari ngerinya genosida yang terjadi di Auschwitz, maka setelah tahun 1950-an holocaust kemudian diidentikan dengan Auschwitz sebagai pars prototo untuk menggambarkan kekejaman Nazi. Kenangan akan Auschwitz yang menimbulkan traumatik tiada tara ini direfleksikan sebagai the negation of the totality of being dan diamini bukan hanya sebagai dialektika atas pencerahan dan modernisme sebagaimana yang diusung Madzhab Frankfurt, melainkan pula pencarian akan makna hidup setelah Auschwitz bagi mereka yang menjadi korban atau setidaknya mengalami periode Auschwitz maupun setelahnya.

 Dan Stode Guru Besar Sejarah Modern di Royal Halloway-Universitas London, dalam bukunya Histories of the Holocaust menyatakan, orang Yahudi menyebut momen Auschwitz sebagai malapetaka lebih-lebih karena pemusnahan terhadap mereka di kamp kematian Auschwitz justru bertolakbelakang dengan janji Allah kepada mereka, yang mana mereka yang dilihat sebagai bangsa terpilih, di Jerman mereka tidak hanya semata-mata sebagai untermenschen (sub-human) dikontraskan dengan superman/overman, melainkan geginrasse: a counter-race yang dapat dikatakan pula sebagai bukan manusia sepenuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun