Mohon tunggu...
Pitaloka Bintang D Muhtar
Pitaloka Bintang D Muhtar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Halo semuanya!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Strukturasi oleh Anthony Giddens

8 November 2022   20:31 Diperbarui: 8 November 2022   20:35 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama   : Pitaloka Bintang
NIM    : 1405621040
Pendidikan Sosiologi B UNJ

Anthony Giddens & Teori Strukturasi

Biografi Singkat 

Anthony Giddens lahir pada 18 Januati 1938 di London Utara. Ia merupakan sosiolog asal Britania Raya. Dia merupakan sosiolog Inggris yang terkenal karena teori yang ia kemukakan yaitu teori strukturasi dan pandangannya yang secara menyeluruh tentang masyarakat modern. Giddens dianggap sebagai salah satu kontributor sosiologi modern. Ia menempuh pendidikan di University of Hull dan melanjutkan pendidikannya di London School of Economics (LSE), Kemudian dia mendapatkan gelar Ph.D pada King's College London. Selain itu Giddens juga menjadi dosen di University of Leicester dan University of Cambridge. Dia juga menjadi anggota kehormatan pada King's College London.

Giddens melakukan penafsiran pemikiran sosial, membangun logika serta metode ilmu-ilmu sosial, dan menganalisis munculnya Lembaga-lembaga modern. Selain itu, Tulisan Giddens banyak menggabungkan antara pemikiran klasik dengan kepekaan terhadap isu-isu teori sosial kontemporer. Giddens semakin dikenal oleh orang banyak melalui salah satu buku karyanya yang berjudul "The Third Way" dimana bukunya tersebut menarik minat Gerhard Schroeder seorang kanselir Jerman dan Tony Blair sang Perdana Menteri Inggris.

Dialektika Pemikiran Giddens

Giddens berpendapat tentang Dualisme (Ketegangan) vs Dualitas (Kompromi) karena menurutnya selama ini pemikiran ilmu sosial hanya berada disekitar dualisme,dan Voluntarisme vs Determinisme. Giddens juga melakukan rekontruksi terhadap tiga mahzab, yaitu Sosiologi Interpretatif, Fungsionalisme, dan Strukturalisme. Selain itu dialektika pemikiran Giddens membahas tentang Teori Interpretatif vs Teori Tindakan, Interaksionisme Simbolik vs Fungsionalisme, Subjektivisme vs Objektivisme, Voluntarisme vs Determinisme, Agen vs Struktur, dan masih banyak pertentangan lainnya.

Giddens juga berpendapat bahwa terdapat kubu yang menekan keutuhan Agensi yang menyimpulkan perilaku seseeorang yang memiliki kekuatan besar / Kedaulatan penuh dalam berbagai macam bidang tanpa interupsi sebgai kekuatan struktur. Selain kubu yang menekankan keutuhan Agensi terdapat juga kubu yang menempatkan Struktur sebagai bagian yang lebih dominan dari agensi. Kubu ini menganggap manusia merupakan pemain dalam peraturan yang dibuat oleh struktur.

Teori Strukturasi

Pada teori ini, Giddens berpendapat bahwa terdapat pertentangan antara Agen melawan Struktur. Agen disini merupakan pelaku/Tindakan/aktor yang merujuk pada seseorang atau individu dengan ciri-ciri memiliki kemampuan refleksif dan akuntabilitas dimana aktor mempunyai Stock of Knowledge yang digunakan untuk memproduksi dan mereproduksi Tindakan mereka. Sedangkan Struktur disini adalah aturan dan sumber daya yang terbentuk dari berbagai macam praktik sosial sekaligus pembentuk keterulangan praktik sosial. Struktur tidak hanya membatasi dalam bentuk aturan, namun juga dapat memberdayakan. Proses "menstruktur" tidak secara statis, namun secara prosesual dan dinamis. Menurut Giddens Agen dan Struktur tidak berada dalam keadaan bebas satu sama lain. Ia juga mengatakan terdapat Sintesisasi kekuatan relasi tindakan manusia dengan evolusi struktur sosial dan juga terdapat hubungan timbal balik yang interaktif antara manusia dengan struktur sosial yang ada di sekitarnya.

Menurut Bernstein seorang pakar teori politik demokrasi sosial asal Jerman tujuan fundamental dari teori strukturasi yaitu menjelaskan hubungan dialektika dan saling memiliki pengaruh untuk mempengaruhi agen dan struktur. Disamping itu, menurut Giddens bidang mendasar pada studi ilmu sosial dalam teori strukturasi bukanlah pengalaman aktor individual atau bentuk kesatuan sosial tertentu, melainkan praktik sosial yang diatur untuk melintasi ruang dan waktu. Kunci dari teori Strukturasi diantaranya adalah memperhatikan analitis yang menitikberatkan pada mutualitas proses pembangunan sosial dan interaksi manusia. Selain itu, terdapat Unintended Consequences namun ia merupakan bagian dari kondisi Tindakan kita yang membantu mereproduksi struktur yang membentuk Tindakan. Aktor dan struktur bukan merupakan dualitas, sosial struktur, mengatur manusia, tapi merupakan Tindakan manusia yang juga mengkonstitusi struktur. Strukturasi disini merupakan realitas sosial yang melintasi ruang dan waktu berkat adanya dualitas struktur.

Struktur mirip dengan pedoman yang dijadikan prinsip praktik di berbagao ruang dan waktu yang merupakan hasil dari Tindakan kita. Struktur mengatasi ruang dan waktu sehingga dapat berlaku di berbagai situasi. Struktur menurut Giddens memiliki sifat memberdayakan (Enabling) yang dapat mengakibatkan adanya praktik sosial yang kemudian structure disebut sebagai sarana. Dalam teori Strukturasi ruang dan waktu mempunyai porsi penting didalamnya. Disamping itu, Giddens mengatakan bahwa lingkungan sosial mempunyai bentuk yang mempengaruhi beberapa kalangan orang, struktur disini berfungsi untuk memproduksi dan mereproduksi apa yang orang lakukan.

Giddens mengatakan bahwa perubahan selalu terlibat dalam proses strukturasi sekecil apapun itu perubahannya. Sebagai pelaku, kita dapat mengintrospeksi dan waspada terhadap perubahan yang terjadi disekitar kita. Perubahan terjadi jika kapasitas menjaga jarak dan menimbulkan derutinisasi (Gejala dimana skemata dijadikan aturan Tindakan dan praktik sosial baru) kemudian terjadi keusangan (Obsolence). Perubahan struktur adalah perubahan skemata supaya lebih sesuai dengan praktik sosial yang terus berkembang secara baru.

Kritik Terhadap Giddens

Rekontruksi dan sintesis Giddens dianggap teori yang konservatif dimana mengubah dualisme menjadi dualitas bukanlah cara untuk memecahkan masalah. Karena teori ini sebenarnya belum mampu melenyapkan perbedaan diantara keduanya. Giddens dianggap sebagai penerus Parsonian (Pengikut Talcot Parsons). Meskipun strukturasi mengatasi berbagai kekurangan pada pemikiran tradisional, namun teori ini bukan jawaban yang memadai untuk menantang teori sosial kontemporer. Pada contoh kasus transisi masa sekolah ke pekerjaan, struktur dan Tindakan secara empiris saling bergantungan, namun Sebagian otonom merupakan bidang wewenang yang dipisahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun