Mohon tunggu...
Pita Lanapi
Pita Lanapi Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Halo, dengan Mbak Pit di sini. Simak terus tulisan saya di Kompasiana untuk dapatkan info menarik seputar parenting, psikologi, buku, karier, dan gaya hidup.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Tiger Parenting: Definisi dan Dampaknya Terhadap Anak

15 September 2023   10:45 Diperbarui: 15 September 2023   10:55 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: wartahimahi.com

Tiger parenting atau pola asuh harimau adalah sebutan untuk  gaya pendidikan anak yang sangat keras, tegas, dan fokus pada prestasi. Gaya pengasuhan ini pertama kali diperkenalkan oleh Amy Chua, seorang profesor hukum di Yale University, melalui bukunya yang berjudul "Battle Hymn of the Tiger Mother" pada tahun 2011. Buku ini menuai perhatian luas dan memicu perdebatan tentang bagaimana pendekatan ini dapat memengaruhi perkembangan anak-anak.

Ciri-Ciri Utama Tiger Parenting

  1. Tuntutan Tinggi: Tiger parenting memberikan penekanan yang sangat kuat pada prestasi akademik dan kesuksesan. Orangtua yang menerapkan pola asuh ini sering kali menetapkan standar yang sangat tinggi untuk anak-anak mereka, termasuk dalam hal nilai sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan prestasi lainnya.

  2. Kontrol Ketat: Orang tua tiger parenting cenderung mengendalikan hampir semua aspek kehidupan anak-anak mereka, termasuk pemilihan teman, kegiatan di luar sekolah, dan bahkan pilihan karier di masa depan. Mereka percaya bahwa dengan mengawasi anak-anak secara ketat, mereka dapat memastikan bahwa mereka mencapai kesuksesan.

  3. Kurangnya Kebebasan: Anak-anak dalam gaya pengasuhan ini sering kali memiliki sedikit kebebasan untuk mengejar minat dan keinginan mereka sendiri. Mereka diarahkan untuk fokus pada bidang-bidang yang dianggap penting oleh orang tua.

Pengaruh Tiger Parenting pada Anak

Pendekatan tiger parenting dapat memiliki berbagai pengaruh pada anak-anak, baik positif maupun negatif:

Positif:

  1. Prestasi Akademik Tinggi: Pendekatan yang keras terhadap pendidikan sering kali menghasilkan prestasi akademik yang tinggi pada anak-anak.

  2. Kedisiplinan: Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya ini biasanya disiplin dan memiliki etos kerja yang kuat.

Negatif:

  1. Stres dan Kecemasan: Tekanan yang terlalu tinggi untuk mencapai kesuksesan dapat menyebabkan stres dan kecemasan pada anak-anak.

  2. Kurangnya Kreativitas: Kurangnya kebebasan untuk mengejar minat dan hobi sendiri dapat menghambat perkembangan kreativitas.

  3. Risiko Burnout: Anak-anak yang terlalu dipaksakan untuk mencapai kesuksesan tertentu dapat berisiko mengalami burnout di usia muda.

Alternatif untuk Tiger Parenting

Ada gaya pola asuh yang menggabungkan nilai-nilai positif dari tiger parenting dengan fleksibilitas yang lebih besar yang bisa orang tua gunakan sebagai alternatif. Pola asuh ini melibatkan:

  1. Keseimbangan: Memberikan anak-anak kesempatan untuk mengejar minat dan bakat mereka sendiri tanpa mengorbankan prestasi akademik.

  2. Komunikasi: Berbicara terbuka dengan anak-anak untuk memahami harapan mereka dan memberikan dukungan dalam mencapai tujuan mereka.

  3. Pilihan: Memberikan anak-anak pilihan dalam beberapa keputusan yang mereka ambil, sehingga mereka merasa memiliki kendali atas hidup mereka sendiri.

Penting untuk diingat bahwa setiap anak adalah individu yang unik, dan tidak ada satu metode parenting yang sesuai untuk semua anak. Orang tua perlu memahami kebutuhan, minat, dan potensi anak-anak mereka serta memberikan dukungan yang sesuai untuk perkembangan mereka agar tetap sehat dan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun