Berkesempatan langka, mungkin itu kata yang cocok untuk dikatakan ketika bisa berkunjung ke Taman Nasional Gunung Palung. Ya, dikatakan kesempatan langka karena tidak semua orang bisa berkunjung ke sana (Taman Nasional Gunung Palung).
Kunjungan kami kali ini tentunya sudah mendapatkan izin masuk Kawasan (SIMAKSI) dari Pihak Balai Taman Nasional Gunung Palung (Balai TANAGUPA) yang juga mitra kerja dari Yayasan Palung (YP).
Pada kesempatan tersebut, kami dari YP melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah untuk menyelenggarakan Rapat tahunan 2025 yang bertempat di Stasiun Riset Cabang Panti, TANAGUPA. Selama lima hari berkegiatan (Senin 13-17 Januari 2025).
Pada Senin (13/1/2025), kami berangkat menuju Taman Nasional Gunung Palung. Ada yang berangkat dari jalur air menggunakan long boat (perahu sampan bermesin, masyarakat setempat menyebutnya kato) dan ada yang berjalan kaki. Pada kesempatan tersebut, yang berangkat menggunakan long boat harus berangkat dari Dusun Semanjak, Desa Benawai Agung, Kabupaten Kayong Utara. Sedangkan yang berjalan kaki berangkat dari Dusun Tanjung Gunung, Desa Sejahtera, Kabupaten Kayong Utara.
Untuk sampai di Taman Nasional Gunung Palung, jika berjalan kaki membutuhkan waktu kurang lebih 4-5 jam perjalanan. Dan jika menggunakan long boat membutuhkan waktu 5 jam atau lebih, apa lagi jika air sungai surut bisa sampai 7-8 jam baru sampai tujuan.
Setelah sampai di TANAGUPA yang jika boleh diibaratkan adalah surga kecil yang tersembunyi yang ada di Gunung Palung. Rasa lelah/capek terobati oleh ragam tumbuhan-tumbuhan yang ada di sekitar.
Ya, Gunung Palung jika boleh kukatan adalah surga kecil karena di tempat ini surganya ragam tumbuhan Dipterocarpaceae seperti tumbuhan yang mendoninasi seperti meranti termasuk tengkawang dan tekam), keruing, resak dan merawan; mata kucing.  Selain itu ada rambai hutan; kapol, tampoi, pangal, kelentit nyamuk (Baccaurea spp.), terap, kubing, kepuak, mentawak (Atocarpus spp.) asam (mangga, lembawang), durian hutan (teratong dan temperanang, temberanang).
Tidak hanya itu, ada jantak/limat, menjalin (Xanthophyllum), berbagai jambu hutan (Syzygium spp.) dan kayu ara (Ficus spp.), buah kempening, mempening dan tempilik, kenari hutan, keminting (bukan kemiri; Blumeodendron), dan berangan. Serta tumbuhan yang bisa membuat iritasi berat yaitu rengas (Gluta, Melanochyla).
Selain itu, tempat ini juga menjadi tempat hidup ragam satwa tidak terkecuali orangutan, kelempiau, kelasi, ragam jenis burung, tidak terkecuali Burung Rangkong/Enggang.