Harap, berharap tetapi cemas. Sebab, bila tajuk-tajuk tak lagi kokoh berdiri sudah semakin sulit untuk mengira, ya semakin sulit untuk mengira karena semua sudah semakin sulit diprediksi.
Tajuk-tajuk pepohonan sejatinya menjadi naungan semua nafas kehidupan agar semua bisa tumbuh dan berkembang bersama berlanjut bukan sengkarut.
Tajuk-tajuk yang kokoh itu penghidupan semua, tanpa terkecuali bagi yang bernafas atau pun sebagai pelengkap abiotik.
Semua nada dan nyanyian indah dan harmoni di alam raya pun semakin sulit kini dijumpai. Pertanda tajuk-tajuk yang kokoh itu tidak sedang baik-baik saja.
Petuah tentang hutan alam ini adalah TITIPAN dan BUKAN WARISAN tentu saja menjadi refleksi semua kita wajib menjaga agar tidak hilang lenyap ditelan waktu. Tetapi lihatlah, waktu terus berjalan hingga kita (di/ter)sadarkan oleh situasi bagaimana tentang pemaknaan menjaga, memilihara titipan yang tersisa ini.
Semua kita sepakat tidak untuk serakah dengan semua hal, tidak terkeculi dengan hutan alam ini. Lestari menjadi selogan dan harusnya menjadi tindakan nyata agar boleh kiranya menjaga agar yang tersisa ini harmoni bagi semua pula. Ada hutan, ada kehidupan. Hutan hilang maka semua akan semakin sulit, termasuk bencana yang akan datang secara tiba-tiba tanpa kita tahu, ia akan mendera kapan saja.
Semua kita sama perlu harmoni, bila kita bisa harmoni dengan alam ciptaan, maka alam ciptaan akan dan sesungguhnya bisa saling memberi tanpa pamrih bukan menyakiti.
Ketapang, Kalbar, 20 Januari 2025 Â Â
Petrus Kanisius-Yayasan Palung                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H