Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Selamat Tinggal tahun 2024, Selamat datang Tahun Baru 2025 dengan Harapan Baru

7 Januari 2025   15:20 Diperbarui: 7 Januari 2025   15:42 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harapan seperti senja, ia akan selalu baru saban waktu dan dinanti dengan harapan warna baru di hari esok. (Foto : Petrus Kanisius).

Harapan tak ubah seperti senja, ia akan selalu baru saban waktu dan dinanti oleh siapa saja dengan harapan warna baru di hari esok.

365 hari di tahun2024 sudah berlalu, kini tahun baru 2025 sudah datang tentu harus kita sambut dengan harapan baru yang harus kita jalani dengan langkah pasti.

Suka-duka, susah- senang dan beragam tantangan sudah atau masih dilalui tentu menjadi tanda bahwa kita benar-benar hidup dan menjalani hidup.

Satu hal yang pasti. Harapan di masa depan sebagai tanda nyata bagaimana langkah hidup jangan sampai berhenti, menyerah boleh tetapi harus tetap melangkah walau susah. Harapan akan semangat baru tentu dengan sisa-sisa energi yang kita punya menjadi modal utama bagaimana kaki harus melangkah walau terkadang terhalang onak duri.

Harapan baru tentu tentang hal-hal baik. Meninggalkan cara lama yang mungkin menjadi hambatan (rintangan) menyusahkan lngkah, tentu harus dirubah jika dicoba dan mulai.

Jatuh bangun dalam berbagai hal kehidupan seperti cinta, keluarga, relasi dan sesama menjadi tanda nyata realita kehidupan yang harus dijalankan. Kegagalan dalam Cinta, keluarga, relasi dan sesama yang terjadi pun menjadi refleksi kita bersama pula.

Dosa-dosa yang terbelenggu pada diri jangan menjadi abadi, rubah dengan kendali yang kita miliki. Kita semua menjadi roda setiap langkah dan deru napas saat menjalani tatanan kehidupan.

Bahtera dan belenggu diri yang terpasung oleh ego terkadang tak jarang membuat kita terpenjara tanpa dilema dari siapapun, tetapi menjadi penyakit yang sulit diobati. Lepaskanlah itu dari diri kita, bila tidak ia akan membelenggu kita hingga selamanya.

Kita harus berani dan bisa meninggalkan hal-hal buruk (malas, menunda, ego diri, kurang peduli, terlalu banyak berinteraksi dengan media sosial/kecanduan telepon genggam), sulit bangun pagi dan lain sebagainya yang terjadi tahun-tahun sebelumnya tentu menguji kita sangat kita sadari dan harus berubah atau tidak berubah. Entahlah, tentu tergantung kita yang menyikapinya. Satu harapan yang mungkin mampu dan bisa dilakukan yaitu harus berani menata menjadi hal baru, tentu dengan hal-hal baik harus semestinya mulai dan dicoba.

Tahun-tahun sebelumnya pun banyak kendala diri yang terlalu takut melangkah mencoba tentang banyak hal, tentang peluang atau apapun itu tentang semua pendukung yang sesungguhnya bisa menambah dan menempa diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun