Katanya pohon untuk kehidupan, tetapi mengapa ia ditebang
Pohon untuk menyerap udara kotor, kenapa ia dipangkas, digunduli
Pohon untuk menaungi supaya teduh, bukan panas menyengat
Pohon sumber hidup karena akar, daun, batang dan buahnya diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber hidup.
Ada pohon semua bisa menghirup udara bebas dan bernapas
Semua napas kehidupan perlu pohon yang berdiri kokoh bukan terjerebab rebah tak berdaya
Satwa perlu ranting-ranting untuk bersarang dan bertengger Â
Kehidupan kita dan pohon akan sulit ketika akar tercerabut, batang terpotong dan ranting terbuang tak bersisa.
Petuah tentang menanam pun sebatas selogan belaka
Mengingat, terkadang kita sedikit menanam tetapi lebih banyak yang ditebang
Ditebang, paling berakhir dibuang tak bersisa dan menjadi arang
Banyak yang bersungut ketika pohon hilang, tetapi tak berdaya ketika menanam tetapi tidak tumbuh karena ulah, polah dan tingkah kita pula.
Tajuk-tajuk pohon itu pun kini sudah semakin jarang menyatu alias tidak rapat lagi, sudah semakin sulit menjadi pelindung dan melindungi
Tangis satwa dan alam raya pun semakin sering terdengar, lihat satwa yang kehilangan tempat hidupnya, banjir yang datang tiba-tiba atau ketika kemarau panjang kering kerontang mendera
Tanah tandus akibat akar tercerabut dan pohon tercabut, terpotong menjadi serbuk-serbuk karena kalah oleh tajamnya gergaji
Pohon pun menanti asa apabila ia boleh berdiri kokoh untuk hari ini dan selamanya untuk napas hingga semua boleh berlanjut.
Ketapang, Kalbar, 29 November 2024
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H