Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pohon untuk Kehidupan?

29 November 2024   12:49 Diperbarui: 29 November 2024   13:01 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pohon. (Foto dok. freepik.com/brgfx via Kompas.com).

Ditebang, paling berakhir dibuang tak bersisa dan menjadi arang

Banyak yang bersungut ketika pohon hilang, tetapi tak berdaya ketika menanam tetapi tidak tumbuh karena ulah, polah dan tingkah kita pula.

Tajuk-tajuk pohon itu pun kini sudah semakin jarang menyatu alias tidak rapat lagi, sudah semakin sulit menjadi pelindung dan melindungi

Tangis satwa dan alam raya pun semakin sering terdengar, lihat satwa yang kehilangan tempat hidupnya, banjir yang datang tiba-tiba atau ketika kemarau panjang kering kerontang mendera

Tanah tandus akibat akar tercerabut dan pohon tercabut, terpotong menjadi serbuk-serbuk karena kalah oleh tajamnya gergaji

Pohon pun menanti asa apabila ia boleh berdiri kokoh untuk hari ini dan selamanya untuk napas hingga semua boleh berlanjut.

Ketapang, Kalbar, 29 November 2024

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun