Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

YP Adakan Pelatihan Agroforestry Berbasis Lahan Gambut Serta Penerapan di Dalam Bidang Pertanian

22 November 2024   11:58 Diperbarui: 22 November 2024   12:08 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah diberikan pelatihan, peserta diajak untuk melihat lahan pertanian. (Foto dok. Widiya/Yayasan Palung).

Yayasan Palung (YP) melalui Program Hutan Desa mengadakan Workshop (Pelatihan) Agroforestry Berbasis Lahan Gambut Serta Penerapan Di Dalam Bidang Pertanian, pada Selasa (19/11/2024) di Gedung Serba Guna, Desa Nipah Kuning, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.30 WIB tersebut, dibuka langsung oleh Edi Rahman, Field Direktur Yayasan Palung.

Yayasan Palung bekerja di beberapa wilayah kecamatan Simpang Hilir melalui inisiasi hutan desa serta pemberdayaan masyarakat melalui sustanainble livelihood dengan mengembangkan mata pencaharian secara berkelanjut. Namun di ketahui sebagian besar wilayah yang menjadi fokus kerja Yayasan Palung adalah lahan gambut yang diketahui memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat terutama masyarakat di sekitarnya.

Edi Rahman, selaku Field Direktur Yayasan Palung, mengatakan, Secara prinsip, lahan gambut yang secara alami merupakan lahan basah, harus dipertahankan agar tetap basah. Oleh karena itu, apabila akan memanfaatkan lahan gambut untuk budi daya, maka metode tanpa melakukan pengeringan menjadi salah satu syarat wajib dalam pengelolaan lahan gambut berkelanjutan. Selain itu, kegiatan pemanfaatan lahan gambut untuk budi daya harus dilakukan pada wilayah yang memang diperuntukkan sebagai lahan budi daya dan bukan pada lahan gambut dalam. Lahan gambut yang dikenal sebagai lahan marginal, idealnya memang tidak ditujukan untuk kegiatan bercocok tanam. Akan tetapi, karena terbatasnya lahan produktif dan tingginya kebutuhan hidup masyarakat di wilayah gambut dan sekitarnya, sebagian kawasan gambut dimanfaatkan sebagai lahan budi daya. Hanya saja, permasalahan muncul ketika kegiatan budi daya dilakukan tidak sesuai dengan kaidah pengelolaan gambut berkelanjutan, yang kemudian berkontribusi terhadap rusaknya lahan gambut.

Lebih lanjut, Edi Rahman, mengatakan, Agroforestri adalah salah satu sistem pengelolaan lahan yang mungkin dapat ditawarkan untuk mengatasi masalah yang timbul akibat adanya alih-guna lahan tersebut di atas dan sekaligus juga untuk mengatasi masalah pangan.

Seperti diketahui, Agroforestri sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan baru di bidang pertanian dan kehutanan, berupaya mengenali dan mengembangkan keberadaan sistem agroforestri yang telah dipraktekkan petani sejak dulu kala. Secara sederhana, agroforestri berarti menanam pepohonan di lahan pertanian, dan harus diingat bahwa petani atau masyarakat adalah elemen pokoknya (subyek). Dengan demikian kajian agroforestri tidak hanya terfokus pada masalah teknik dan biofisik saja tetapi juga masalah sosial, ekonomi dan budaya yang selalu berubah dari waktu ke waktu, sehingga agroforestri merupakan cabang ilmu yang dinamis.

Selanjutnya juga, agroforestri dengan penerapan metode Paludikultur merupakan metode budi daya tanaman dengan memilih jenis-jenis tanaman yang dapat tumbuh baik pada lahan basah yang dapat direkomendasikan untuk dipraktikkan di lahan gambut. Praktik paludikultur dapat dikombinasikan dengan sistem agroforestri atau pengembangan multi jenis tanaman yang terdiri dari pohon kehutanan dan tanaman semusim untuk mengoptimalkan fungsi produksi pada saat melakukan budi daya, dan sekaligus mendukung upaya perlindungan lahan gambut.

Foto bersama peserta kegiatan. (Foto dok. Edi Rahman/Yayasan Palung).
Foto bersama peserta kegiatan. (Foto dok. Edi Rahman/Yayasan Palung).

Pengembangan multi jenis tanaman dalam satu hamparan akan dapat meminimalkan potensi kegagalan dibandingkan dengan penanaman satu jenis (monokultur). Terlebih lagi, kombinasi antara tanaman semusim dan pohon dinilai dapat memberikan sumber penghasilan untuk jangka pendek maupun sebagai investasi untuk dapat memberikan penghasilan dalam jangka panjang. Beranjak dari hal tersebut diatas, maka Yayasan Palung merencanakan mengadakan kegiatan workshop kepada petani di beberapa desa di wilayah kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara.

Adapun tujuan dari kegiatan ini antara lain; Pertama, Peserta dapat mengenalan Sistem Agroforestri dan Penerapannya dalam sehingga para peserta terutama petani dapat mengenal dan mempelajari konsep agroforestri serta manfaatnya dalam pertanian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun