Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

(Puisi) Melimpah Air ketika Banjir

25 Januari 2024   12:20 Diperbarui: 25 Januari 2024   12:45 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi banjir. Foto dok: kompas.id

Hujan turun perlahan, hingga kapan tidak tahu kapan berhenti

Dari gerimis, sedang hingga hujan memanjakan mata

Mata sengaja terlelap karena terlena hujan

Hujan yang tak kunjung reda melimpah ruah hingga dinamai banjir

Melimpah tercurah tak tertampung akar-akar pohon dan tong air

Tercurah, melimpah bukan anugerah

Anugerah berarti memberikan hadiah tetapi musibah yang terjadi

Melimpah air berarti banjir

Bila kemarau berarti kering kerontang

Hujan badai air melimpah tak banyak yang diserap akar, akar tunjang dan serabut

Memilihara bumi, berarti menyelamatkan kehidupan setiap makhluk

Melimpah air karena banjir salah siapa? Alam atau kita?

Mengeluh, mengaduh karena melimpah air karena banjir

Salah siapa, apa yang salah

Alam dan kita kata Pencipta haruslah saling bersama bukan membenci

Hutan dan hujan hingga menjadi hutan hujan yang semakin sulit berdiri kokoh

Yang ada tercerabut lalu luluh layu

Air melimpah tak ada salah kiranya, cuma karena akar-akar yang semakin enggan dan sulit menyerap

 Apakah ia salah?

Akar tercerabut siapa yang mau peduli?

Alam yang salah atau kita yang salah?

Entahlah

Menyalah, mengalah, terserah atau sumpah serapah

Bertindak atau tunduk pada perintah dari yang empunya ibu Bumi

Tak jarang gunung atau bukit lapang lindang mengadu pada rumput yang bergoyang

Lidah yang biasa kelu menjadi lidah yang congkak dan beringas

Akar rumput terinjak singa-singa yang haus dan lapar

Tajuk-tajuk berganti ranting yang gersang

Sang Domba hilang tanah pribadi yang tak bertuan

Gonggong anjing memberi tanda akan melimpah air ketika banjir

Terkadang tak sempat memberi tanda, seperti pencuri di malam hari

Melimpah air sebagai bukti dan tanda akan asa apa yang akan dilkukan

Menyerah atau rebah pasrah

Berharap air boleh mengalir sebagai sumber hidup, tetapi jangan melimpah air ketika banjir

Ketapang, Kalbar, 25 Januari 2024

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

  

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun