Relung hati dan relung iklim menyana tentang panas yang melanda kini
gelisah karena panas menyengat suhu meningkat  Â
Tanah panas, merekah merindu setetes dihidrogen monoksida
sama pula dengan domba di padang yang rindu dahaga
Iklim memanas dunia panas, manusia dan sebagaian besar makhluk terpaksa beradaptasi
Fakta pun bercerita tentang anomali cuaca yang jarang bertutur tentang rupa dirinya
Gerah, panas menyengat ingin bersembunyi di ruang-ruang sejuk tetapi menyerah kalah
Namun apa daya, suhu yang berubah-ubah membuat semua terus rentan di bumi ini
Alam semesta, bumi ini semakin menantang semua napas makhluk hidup
Panas terik, tajuk-tajuk pohon semakin gontai menjulang tinggi
Riuh berkelakar bumi memanas karena ulah semua penghuni acuh tak acuh pada ibu bumi
Aspal dan es sama-sama mencair, kini semakin sulit menyeka peluh keringat sampai senja meredup Â
Ekologi semakin sering menjerit tentang tangis dan derita
Suhu meningkat kian cepat menangisi kering kerontang atau banjir bandang yang tiba-tiba datang
Saban waktu ragam satwa linglung merenungi nasib di rimba raya
Tingkah polah manusia dituntut untuk ramah pada semua ciptaan Sang Kuasa
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H