Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Panas Terik Membakar Kulit Menanti Asa Penyejuk Jiwa

3 Mei 2023   15:22 Diperbarui: 3 Mei 2023   21:40 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panas terik terasa di kepala tak teduh seperti dulu

Panas terik membakar kulit itu tak terkira mendera

Gerah, gelisah tanpa arah, panas terik saban waktu

Menyapa angin penyejuk, penyejuk jiwa

Suhu panas terik terjadi akibat gerak semu matahari kata para ahli

Panas bumi, perubahan iklim dan pemanasan global itu pasti

Panas, gerah mendera menanti asa disapa kini

Panas terik tentang ibu bumi yang tak hanya ibu tetapi rumah setiap insani

Panas terik tiada tara, kering kerontang bersama peluh keringat para petani mengolah sawah

Rinai hujan tak sanggup menyalur air karena tanah merekah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun