Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tubuh Manusia Perlu Sehat, Demikian Juga Hutan

21 Maret 2023   14:51 Diperbarui: 21 Maret 2023   15:13 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan sebagai napas bagi semua makhluk hidup, boleh kiranya agar ia selalu sehat. (Foto : Petrus Kanisius).

 

Tidak bisa disangkal tubuh yang sehat akan memberikan banyak manfaat, karena tubuh yang sehat dan bugar dapat mencegah tubuh kita agar tidak terserang oleh berbagai penyakit. Demikian juga dengan hutan, apabila hutan sehat dapat memberikan manfaat bagi sebagian besar makhluk hidup lainnya.

Tak ubah seperti ibu, hutan selalu menjaga, merawat dan memberi manfaat. Tentu ia (hutan) harus selalu sehat sampai kapan pun.

Cerita jerit tangis tentang nasib hutan, makhluk hidup lainnya dan manusia sering kali menjadi sebuah tanda nyata bahwa bumi, hutan alam ini perlu disentuh (ditanam, dirawat, dijaga dan dilestarikan) agar ia sehat dan sebaliknya bisa merawat kita manusia.

Seperti pada hari ini misalnya, tanggal 21 Maret diperingati sebagai Hari Hutan Sedunia (Hari Hutan Internasional). Tentu ini menjadi pengingat bagi kita semua sejak peresmiannya oleh Majelis Umum PBB pada tahun 2012 agar Hari Hutan Sedunia (Hari Hutan Internasional) diperingati pada tanggal 21 Maret setiap tahunnya.

Tahun ini, PBB mengusung Tema Hari Hutan Sedunia (Hari Hutan Internasional) 2023 adalah "Forests and health" atau "Hutan dan kesehatan".

Makna dari hutan dan kesehatan, tentu saja ini menjadi peringatan yang sangat penting dan menjadi refleksi bagi kita semua pula, agar kiranya keberlanjutan dari nasib napas hidup semua makhluk hidup masih boleh berlanjut hingga nanti.

Tentu saja, apabila hutan dan manusia sama-sama sehat akan memberi dampak baik (bermanfaat) pula bagi ragam makhluk lainnya.

Riuh rendah ragam satwa menjadi penanda warna-warni harmoni di hutan. Hadirnya ragam satwa Bersama keindahan hutan alam ini pun selalu didamba karena bisa menjadi pengobat rindu dan rasa, penghapus dahaga. Mengingat, hutan ini menjadi rumah (habitat) hidup sekaligus juga menjadi perpustakaan alam karena ragam mega biodiversitasnya.

Kita sudah semakin sering menerima tanpa pamrih manfaat yang diberi oleh hutan dan satwa. Adanya hutan karena ragam satwa seperti burung enggang, orangutan, kelempiau karena peranhnya sebagai petani hutan boleh menyemai setiap waktu.

Hadirnya satwa yang boleh dikata sebagai petani itulah memiliki peran yang tidak sedikit bagi hadirnya hutan alam ini sampai hari ini, walaupun saat ini hutan alam ini ada banyak yang sakit (tidak sehat), tentu ini menjadi tugas bersama. Peran semua pihak agar boleh kiranya hutan dan manusia sama-sama sehat.

Lain cerita, ketika hutan tidak sehat, sudah pasti akan berdampak langsung kepada makhluk lainnya tidak terkecuali manusia.

Realita sering bercerita dan menampilkan tentang nasib kesehatan hutan alam ini. Hutan alam ini sudah semakin sering menanti disapa oleh siapa saja.

Kesehatan ekologi dan keutuhan ciptaan sudah semakin sering didera sakit penyakit. Manusia sebagai makhluk yang mempunyai kewajiban untuk menjaga kesehatan ekologi pun sudah semakin sering didera dan diterpa pemasalahan oleh karena keutuhan ciptaan sudah semakin sulit (di/ter) oleh kita manusia ini.

Tidak jarang hutan ala mini disalahkan karena dicap tidak bersahabat, namun apakah benar demikian adanya? Atau sebaliknya, justru kita yang tidak mau bersahabat dengan hutan, alam ini.

Sang Kuasa memberikan keutuhan ciptaan untuk kirannya boleh terus memberi manfaat dan mengajarkan kita agar selalu harmoni sampai kapan pun.

Bukankah kita selama ini sudah terlalu sering abai terkait nasib kesehatan hutan alam ini. Kita selalu sering menyalahkan alam. Tanpa kita sadari, sejatinya hutan alam ini sudah sering berkorban/dikorbankan oleh manusia karena kepentingan semata tanpa melihat dampak apabila hutan yang sakit/rusak tersebut karena ulah manusia.

Satu harap, apabila hutan ini masih boleh ditanam, dijaga, dirawat dan lestari, maka ia (hutan) akan sehat dan terus memberikan manfaat bagi manusia, maka manusia pun sehat.   

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun