Alam raya, rimba raya itu rumah sekaligus surga bagi semua nafas yang bernaung padanya (semesta dan Sang Pencipta)
Sang Pencipta menciptanya (alam raya) sebagai suara harmoni yang ingin selalu bergembira ria
Hutan alam, rimba raya semestinya semua melihat apa yang terjadi dan tersaji di depan mata
Gema suara alam dan primata bercerita tentang  fakta dan realita mereka
Kata tentang alam raya tidak hanya soal rimbunnya hutan, merdunya suara primata dan burung berkicau akan tetapi tentang bagaimana agar mereka selalu ada hingga selamanya untuk terus ada Â
Semua nafas harus senada, seiya sekata karena rona alam raya kini memberi tanda
Tanda akan tindakan nyata bukan selogan belaka
Rimba raya perlu raya agar ia boleh dan bisa memilihara
Alam raya dari pencipta bukan warisan tetapi titipan, ini semua agar ia selaras dan senada dalam suara tentang harmoni yang hakiki bukan sesaat
Alam raya tak ubah pula sebagai penopang bagi yang bersandar dan menerima manfaat darinya
Kita butuh alam, alam sebaliknya tak butuh kita namun semestinya kita punya rasa dan asa agar ia selalu mampu menjadi penopang sejati dengan cara-cara yang kita punya
Tak salah kiranya kata alam raya berarti pula alam lingkungan kita yang sejatinya perlu dijaga, dirawat dan dilestarikan oleh semua siapa saja
Apabila alam raya terjaga dan terpilihara maka ia akan selalu memberi tentang semua apapun itu kepada kita tidak terkecuali nafas hidup yang selalu memberi asa dan penuh harap bagi semua dan sesama pula.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H