Selama ini kita sesungguhnya menyadari apa yang terjadi namun selalu mengadu setelah semuanya semakin sedikit atau hilang. Yang tersisa pun sudah semestinya dijaga, dirawat dan disemai kembali.Â
Kita semua sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna di muka bumi ini oleh Sang Pencipta setidaknya bisa mencari cara-cara sederhana agar hutan dan orangutan boleh berlanjut.
Menjaga yang tersisa (hutan dan orangutan) serta satwa lainnya menjadi sesuatu yang semakin utama oleh kita dan siapa saja. Sejatinya hutan dan orangutan bisa berlanjut sampai kapanpun tanpa campur tangan kita manusia. Tetapi karena ulah kita, hutan dan orangutan harus kita perhatikan (pedulikan).Â
Sekadar mengingat, hutan hilang sudah semestinya harus diperbaiki karena sumber kerusakannya tak lain karena ulah manusia dan tangan-tangan tak terlihat.
Kita yang terkadang tanpa ampun mengikis habis hutan yang tidak lain sebagai habitat orangutan, tetapi di satu sisi kita menyalahkan alam karena tidak bersahabat dengan kita.Â
Tetapi apakah benar demikian adanya?. Apakah alam tak bersahabat dengan kita atau kitanya yang tidak bersahabat dengan mereka (hutan dan orangutan) dan satwa lainnya.
Mungkin yang sudah terjadi adalah kita tidak bisa berlanjut andai saja tidak ada hutan dan orangutan. Hadirnya hutan sebagai keberlanjutan nafas hidup hingga nanti, itu slogan yang harus ada dan terpatri bagi kita semua. Slogan lain yang juga harus selalu ada adalah hutan terjaga masyarakat sejahtera.
Ragam tumbuhan, satwa yang hidup tidak terkecuali hutan yang tumbuh selalu memberi warna bagi planet ini untuk membalut kerinduan agar semua pengisi semesta ini harmoni sampai nanti dan bisa saling memberi manfaat tanpa memanfaatkan, karena hutan alam ini merupakan titipan yang harus dijaga oleh siapa saja tanpa terkecuali.Â
Bila hutan, alam ini bisa terus kita jaga maka ia pun akan memberikan manfaat yang tak terhingga kepada kita semua. Berharap hutan dan orangutan bisa berlanjut dengan rasa rasa harmoni yang kita miliki.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H