Ragam tumbuhan, pohon dan satwa berpadu menyatu. Tak ubah melihat surga kecil yang tersembunyi. Hal tersebut saya rasakan ketika bersama rekan-rekan Yayasan Palung berkesempatan berkunjung  ke Stasiun Penelitian Cabang Panti, Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) selama sepekan di minggu pertama, bulan Februari kemarin.
Kebersamaan, keseruan yang kami rasakan tidak lain karena alasan kami semua bisa membaur menjadi satu untuk berkegiatan (Rapat Tahunan) sekaligus juga melihat surga kecil yang ada di Taman Nasional Gunung Palung.Â
Kebersamaan lainnya, ketika kami menempuh perjalanan menuju ke sana (Cabang Panti) membutuhkan perjuangan dan tenaga lebih, mengingat rata-rata kami menempuh perjalanan panjang menyusuri waktu (kurang lebih 4-5 jam perjalanan) dengan berjalan kaki.Â
Semua dari kami boleh dikata saling menyemangati satu sama lain, ketika di perjalanan menuju tujuan yang ingin tuju (tempat tujuan kami). Serunya kami bisa saling membaur dari beragam suku, agama dan ras berbeda, bercanda gurau dengan teman-teman peneliti di waktu sengang mereka.Â
Makhlum, beberapa dari peneliti adalah dari luar negeri biasanya waktu mereka banyak dipakai untuk meneliti orangutan, kelempiau dan tumbuh-tumbuhan yang ada di Taman Nasional Gunung Palung.
Saat malam pertama kami berada di Camp Penelitian Cabang Panti, setelah makan malam, teman-teman peneliti mengajak kami untuk bernyanyi bersama yang pasti nyanyi untuk mengisi waktu dan menyegarkan segala pemikiran dari hiruk pikuk kota.Â
Setelah bernyanyi, kami melanjutkan untuk menonton film hiburan dan film lingkungan. Beberapa teman-teman ada  juga yang bermain remi box dan gaplek dan ada pula yang memilih tidur awal karena capek dalam perjalanan.
Beberapa teman-teman bertemu dengan kelempiau, kelasi suara enggang, ayam hutan tetapi sayang tidak bisa mendokumentasikannya. Sayangnya juga kami tidak bisa berjumpa dengan orangutan karena musim buah raya telah berakhir, jadi sedikit sulit untuk melihat orangutan dengan bebas menampakan dirinya.Â
Yang paling sering menampakan diri kepada kami adalah jenis burung kecil seperti raja udang, trogon dan ada pula tupai dan bajing. Ada pula teman yang berjumpa secara tidak sengaja dengan ular hijau.
Jalur RH merupakan air terjun yang jaraknya cukup jauh, sekitar satu jam setengah dari Camp Cabang Panti. Sedangkan jalur LC jalurnya cukup dekat dari Camp dan ketinggiannya lebih rendah dari RH.
Tak hanya indah dan segarnya air terjun, tetapi beragam tumbuhan dan pohon tumbuh di sekitar air terjun. Air terjun di RH ketinggiannya 10 meter. Beberapa teman-teman pun berani untuk melompat air terjun tersebut.Â
Sangat menantang adu nyali. "mungkin 1 detik nyawa sempat hilang ketika melompat di air terjun", ujar Hendri Gunawan. Hal yang sama juga dirasakan Simon, selain adu nyali, rasa hilang semua rasanya, pas kena air baru sadar.
Ragam tumbuhan, pohon dan satwa tak ubah surga kecil yang tersembunyi di Cabang Panti, TNGP
Surga kecil yang tersenbunyi, indahnya ragam keanekaraman hayati berupa flora dan fauna ada di Taman Nasional Gunung Palung. Buah-buah hutan tersedia di sana, buah kapul, cempedak, buah teratung dan buah belimbing darah ada di sana dari sisa-sisa buah raya.
Ada pula buah kembang semangkok yang banyak tersebar di sana. Buah kembang semangkuk/semangkok (Shaphium) yang dipercaya bisa menyembuhkan demam panas. Tumbuhan liana pun tak sedikit tumbuh di sana.
Di Stasiun Penelitian Cabang Panti (SPCP) Taman Nasional Gunung Palung, ada 6 Camp (rumah/bangunan untuk persinggahan/penginapan). Ada Camp Iduk (untuk semua berkumpul, makan dan pertemuan), Camp Litho (Camp yang ditempati oleh teman-teman dari Balai Taman Nasional Gunung Palung). Camp Nyamuk (Ditempati oleh Asisten Peneliti), Camp Senang (Ditempati oleh peneliti), Camp Rumah Senang (ditempati oleh peneliti) dan Camp AP 15 (ditempati oleh peneliti).
Ada informasi tentang berdirinya Stasiun Penelitian, luasan Taman Nasional, ada informasi jalur-jalur penelitian, informasi tentang keanekaragaman hayati terkait flora dan fauna yang ada di sana.Â
Ada pula dipajang foto-foto orangutan dari hasil jepretan para peneliti. Setidaknya ada 70 foto-foto orangutan yang dipajang di Camp Litho.
Terima kasih kepada teman-teman peneliti di Cabang Panti dan kawan-kawan semua Yayasan Palung, dan rekan-rekan dari Balai Taman Nasional Gunung Palung atas kebersamaan kita. Berharap ada kesempatan lagi untuk berkunjung ke surga kecil yang tersembunyi tersebut.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H