Tumbuhan ini jika boleh dikata adalah tumbuhan Penumpang pada tumbuhan lain, mungkin itu kata yang cocok untuk dikatakan kepada tumbuhan liana. Tumbuhan ini pun sangat banyak sekali tumbuh dan hidup di wilayah hutan hujan tropis, tidak terkecuali di Taman Nasional Gunung  Palung (TNGP) yang diketahui banyak memberikan manfaat bagi satwa.
Ia bukan pohon, tetapi tumbuhan. Hidup menempel (menumpang) serta menjalar pada pohon sebagai penopangnya untuk mendapakan cahaya matahari. Tidak hanya itu, tumbuhan liana bukan tumbuhan parasit (tumbuhan yang merugikan tumbuhan lain) seperti ficus sp (kayu ara) misalnya.
Tidak hanya buah, tetapi satwa seperti orangutan sangat suka memakan daun muda dan kulit dari liana. Untuk buah, orangutan sangat senang memakan buah liana jenis Willugbeia sp (buah jantak) karena rasanya manis.
Beberapa satwa seperti monyet ekor panjang, kelempiau, kelasi dan orangutan diketahui sangat menyukai tumbuhan liana sebagai makanan. Selain liana dari jenis akar kuning ada jenis lainnya yang dimanfaatkan oleh binatang disana seperti, tapal kaki kuda (Bahuinia sp), cakar elang/pancingan (Uncaria sp), Combretum sp, dan lain-lain.
 "Tumbuhan liana merupakan tumbuhan yang memiliki batang yang keras namun untuk mendapatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis (proses pertukaran CO2 dan O2). Liana membutuhkan lain seperti pohon. Akar liana  berbeda dengan Ficus sp.  Ficus sp (kayu ara) organ tubuhnya menempel pada pohon.
Liana  merupakan salah satu tumbuhan parasit karena dapat memberi luka pada tumbuhan lain, tetapi liana bukanlah parasit yang ganas", ujar Riduwan salah satu mahasiswa Kehutanan Universitas Tanjungpura yang melakukan penelitiannya selama 1 setengah bulan di Cabang Panti, Taman Nasional Gunung Palung ketika menyampaikan perentasi hasil penelitiannya di Kantor Yayasan Palung beberapa hari lalu.
"Ada banyak  jenis liana di SPCP yang belum diketahui jenisnya. Sehingga penelitian yang saya lakukan ini  baru sampai genus, belum sampai pada spesies. Selain itu, tumbuhan ini merupakan salah satu sumber pakan primata di SPCP misalnya seperti daun muda, batang muda, bunga dan buah", ujar Riduwan yang sebelumnya juga telah melakukan pra penelitian di Cabang Panti, Gunung Palung.
Total liana yang telah ditemukan secara keseluruhan ada 21 genus dan 3 famili. Sedangkan jumlah total hasil pengamatan terhadap liana dari habitat Rawa Gambut sampai Granit Dataran Tinggi secara keseluruhan sebanyak 320 tumbuhan liana yang berhasil diketahui jenisnya.
Berharap, tumbuhan liana yang ada ini harus tetap terjaga kelestariannya, karena tumbuhan liana sangat banyak manfaatnya terutama untuk satwa (primata).
Petrus Kanisius - Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H