Â
Dengan mengusung tema "Love The Earth Trough Education" Â yang artinya kurang lebih "Cintai Bumi Melaui Pendidikan" setidaknya itulah ajakan oleh Dinas Perkim LH, Dinas Pendidikan Kabupaten Ketapang dan Yayasan Palung dalam rangkaian Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Guru yang dilakukan pada (12-13/9/2018)kemarin, di Ruang Pertemuan Dinas Pendidikan Ketapang, Kalbar.
Dalam kata sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Ketapang, Drs. H. Jahilin, M.Pd mengatakan, "Semua kita harus menciptakan kecintaan terhadap satwa terlebih seperti orangutan. Sama hal seperti pada Asian Games 2018 lalu, ada beberapa maskot satwa yang dibuat diajang tersebut agar tumbuh kecintaan terhadap satwa".
Terkait di lingkungan sekolah, di beberapa kecamatan di Ketapang banyak sekolah-sekolah yang memiliki lahan yang luas yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan adiwiata seperti kegiatan menanam atau pun untuk bermain. Jadi, sekolah-sekolah dapat memanfaatkannya untuk kegiatan Adwiyata, tegasnya lagi.
Kepala Dinas Perkim LH Ketapang, Ir. Sukirno mengatakan, "Sejatinya Sekolah-sekolah dapat memanfaatkan hutan di sekitar sekolah untuk kegiatan adiwiyata, atau juga memanfaatkan  pekarangan sekolah untuk mendapatkan memanfaat menanam sesuatu yang bisa menghasilkan".
Lebih lanjut Sukirno mengucapkan selamat kepada penerima pemenang Adiwiyata tahun 2018 juga disampaikan oleh Sukirno. Membangun sistem  pendidikan lingkungan tidak langsung bisa dimanfaatkan dalam waktu singkat karena perlu waktu jangka panjang. Pengelolaan SDA di Kabupaten Ketapang konsen  terhadap Lingkungan Hidup, ujarnya lagi.
Direktur Yayasan Palung, Terri Lee Breeden berharap; "Dengan diadanya Pelatihan (workshop) ini, saya berharap para guru dapat memperoleh hal baru dan rasa bangga di kelas mereka. Karena mereka adalah pemimpin dan menjadi panutan bagi para siswa yang dlihat setiap hari di kelas.
Semoga pelajaran yang didapat dari pelatihan selama dua hari ini akan menginspirasi para guru untuk menerapkan lebih banyak kegiatan pendidikan dan konservasi lingkungandapat diaplikasikan ke dalam kelas di sekolah mereka. Kami ingin para siswa memahami lingkungan luar biasa ini yang mengelilingi mereka dan menginspirasi mereka sehingga dengan demikian mereka mampu menghargai dan melindungi alam dan beragam satwa untuk generasi mendatang".
Sebelum kegiatan pelatihan dimulai, terlebih dahulu kegiatan dibuka oleh Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Guru 2018 dibuka langsung oleh Kepala Dinas Perkim LH Ketapang, Ir. Sukirno sekaligus penyerahan penghargaan adiwiyata 2018 kepada 5 sekolah :
1. SMPS Eka Tjipta Kayong, Kecamatan Nanga Tayap
2. SDS Bumitama Metro Kendawangan
3. SMP St. Albertus Ketapang
4. SDN 02 Delta Pawan
5. SDS Eka Tjipta Gaharu, Kecamatan Jelai Hulu
Pembina sekolah-sekolah adiwiata dalam hal ini Bupati Ketapang melalui Dinas Perkim LH memberikan penghargaan kepada Effendi, S.Pd, S.AP, MMPd sebagai pembina Adiwiyata.
Bapak Effendi telah membina sekolah-sekolah untuk Adiwiyata di Kabupaten Ketapang pada khususnya.
Beberapa acara dalam kegiatan pelatihan guru di hari pertama Rabu (12/9) kemarin, antara lain adalah penyampaian materi tentang lingkungan hidup dan beberapa metode terkait bagaimana atau kiat-kiat agar peserta dari sekolah-sekolah yang diundang mampu untuk saling berbagi (belajar bersama) terkait lingkungan hidup dan adiwiyata dengan menghadirkan pembicara dari Jaringan Pendidikan Lingkungan (JPL), Ade Padli dan Mariamah Achmad dari Program Pendidikan Lingkungan Yayasan Palung.
Ada pun tujuan dari adanya pelatihan peningkatan kapasitas guru antara lain untuk :
- Mendukung sekolah-sekolah yang memiliki tujuan menjadi sekolah peduli dan berbudaya lingkungan/sekolah Adiwiyata,
- Mengembangkan kreatifitas dan kapasitas guru dalam integrasi pembelajaran pengelolaan lingkungan hidup dalam mata pelajaran,
- Menjadi media komunikasi antar sekolah adiwiyata di Kabupaten Ketapang, terutama tentang peran serta aktif dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan,
- Meningkatkan kapasitas guru dalam mengisi aplikasi adiwiyata pada MS-Office Excel.
Menurut Ade Padli, "Program Adiwiyata ini sangat perlu dan tidak selalu memerlukan biaya besar. Program Adiwiyata ini sangat perlu dan tidak selalu memerlukan biaya besar. Alasannya, pihak sekolah bisa saja untuk berkerjasama dengan pihak lain (membangun jejaring atau mitra kerja). Â Ada Beberapa syarat sekolah Adiwiyata misalnya seperti kantin sehat, WC sehat, memanfaatkan ruang sekolah menjadi rumah hijau (green house). Toga Kalimantan tidak harus sama dengan wilayah Jawa. Jangan selalu memikirkan biaya mahal".
Dalam diskusi, terlihat semua peserta diajak untuk mendiskusikan perkelompok untuk mendiskusikan persoalan yang ada terkait adiwiyata. Selanjutnya mengunjungi  masing-masing  kelompok lain, ada juru bicara dari setiap masing kelompok untuk menjelaskan persoalan adiwiyata saat ini.
Harus ada skala prioritas; Rencana aksi untuk mengatasi masalah-masalah yang ada, bagaimana memanfaatkan potensi , bagaimana mengatasi tantangan yang ada.
Pada kegiatan pelatihan tersebut dihadiri  oleh 60 peserta yang mengikuti pelatihan dari 31 sekolah yang diundang. Kasie Peningkatan Kapasitas LH, Dinas PerkimLH Kabupaten Ketapang, Fransiska Nelly, SP. M.Sc. mengatakan, "kegiatan kolaboratif Pemda Ketapang melalui Dinas Perkim LH dan Dinas Pendidikan dengan Yayasan Palung diharapkan menjadi ajang menggali pengetahuan  baru dan menjadi ajang pertukaran informasi mengenai program adiwiyata antara sekolah-sekolah di Kabupaten Ketapang.
Ada banyak strategi dalam melaksanakan program adiwiyata. Strategi-strategi ini perlu dibagi agar pelaksanaan adiwiyata di sekolah-sekolah  berjalan dengan optimal.
Program Adiwiyata merupakan program dari Kementrian Lingkungan Hidup bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kementrian Agama yang diharapkan dapat efektif dalam mendukung program pemerintah dalam menurunkan efek gas rumah kaca".
 (Petrus Kanisius-Yayasan Palung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H