Â
Tidak bisa di sangkal, kehadiran lembaga keuangan seperi misalnya Credit Union Pancur Dangeri (CUPD) di kampung-kampung sedikit banyak menjadi penopang bagi masyarakat yang membutuhkan.
Simpan pinjam, mungkin kata itu cocok untuk dikatakan apabila berbicara terkait CUPD, simpan pinjam (dari, oleh dan untuk) anggota inilah yang menjadi roh dan dasar utama CU.
Ini terbukti ketika anak-anak sekolah di Pedalaman yang ingin melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi sedikit banyak terbantu karena hadirnya CUPD. Tidak hanya itu, mereka yang ingin berusaha pun bisa memperoleh modal dengan syarat mudah salah satunya menjadi anggota CUPD.
Anak-anak usia dini pun mereka ajak untuk belajar menyimpan uang dengan cara menabung di CU sebagai simpanan pelajar.
Hadir dan lahir sebagai sahabat sejatinya itulah selogan CUPD yang kini masih bergema hingga menjangkau wilayah-wilayah terpencil hanya satu tujuan untuk menjadi sahabat yang bisa memberi manfaat.
Saya sebagai salah satu anggota CUPD sangat merasakan manfaat sesuai selogan mereka (Sahabat memberi manfaat), manfaat posifnya seperti yang saya rasakan sendiri adalah terbiasa menabung setiap bulannya.
Ada hal yang sangat sosial menurut saya yang menjadi ciri khas CU, yaitu ketika masyarakat di kampung ada yang berduka, maka seperti CU Pancur Dangeri akan memberikan layanan santunan duka cita (Solduka) lebih khusus apabila ada anggota CU yang meninggal dunia, maka mereka (CU Pancur Dangeri) akan memberikan santunan duka cita. Selain santunan duka cita, juga akan menghapus semua hutang yang ada di CUPD.
Agustinus Alibata, selaku Ketua CU Pancur Dangeri, mengatakan; "Goal besar kita adalah membangun Credit Union berbasis komunitas. Selain itu mampu menjadi CU yang menjalankan misi ekonominya dengan baik juga misi sosialnya juga harus seiring sejalan".
Menurut Ali, demikian sapaan akrabnya sehari-hari menambahkan, CUPD harus mampu mampu menambah pendapatan anggota  dan sekaligus menciptakan sumber pendapatan baru anggota.
Maka dari itu, kita leading di diversifikasi komoditas (mengarahkan untuk membuat sesuatu lebih beragam dan tidak terpaku pada satu komoditas), tutur Ali yang juga sebagai sekretaris di BKCU (induk dari semua CU).