Â
Tidak bisa dielakkan, tatanan kehidupan masyarakat dunia dan lebih khusus Indonesia setiap harinya selalu akrab dengan kantong dan sedotan plastik. Akan tetapi, ternyata kantong plastik dan sedotan plastik sesungguhnya berbahaya bagi tatanan kehidupan pula.
Setiap kali berbelanja ke mana pun itu namanya seperti di toko, pasar, mall dan tempat di mana dilakukan transaksi jual beli hampir dipastikan kantong plastik selalu ada.
Demikian juga dengan sedotan plastik yang selalu hadir ketika kita makan dan minum. Ketika minum es yang disajikan di dalam gelas hampir pasti sedotan plastik pun ada.
Ternyata semakin banyak penggunaan kantong plastik dan sedotan plastik sedikit banyak berdampak (memiliki dampak) kepada/bagi tatanan kedidupan baik secara langsung atau pun tak langsung.
Dari data dari Eco Watch menyebutkan; manusia di dunia menggunakan (mengkonsumsi) 5 milyar kantong plastik/tahun atau 1 juta kantong plstik/menit.
Apa sesungguhnya bahaya kantong plastik dan sedotan plastik?
Bahaya kantong plastik
Pertama, semakin banyak kantong plastik yang kita gunakan maka akan berdampak pada munculnya persoalan baru yaitu sampah plastik. Sampah plastik yang dimaksud apabila sudah menumpuk maka akan menciptakan sumber penyakit.
Hampir dipastikan sampah-sampah plastik bekas yang (ter/di) buang tersebut akan dikerumuni oleh lalat.
Seperti diketahui, pada tubuh lalat lebih khusus lengan dan tungkai (ekstremitas pada lalat/Drosopila) memiliki banyak bakteri yang bisa menyebabkan/menularkan kuman penyakit seperti sakit perut dan diare ketika dia hinggap pada tubuh manusia.
Kedua, kantong plastik dari sisa-sisa pemakaian baik yang (di/ter) buang ke tanah atau pun ke sungai atau juga ke lautan sangat berdampak kepada makhluk hidup (hewan) yang mendiami wilayah darat, sungai, maupun lautan.
Sebut saja seperti burung yang bisa saja tak sengaja memakan plastik yang mereka kira adalah makanan.
Sama halnya dengan ikan dan penyu yang bisa saja memakan plastik yang dibuang oleh tangan-tangan tidak kelihatan.
Atau apabila mereka tidak sengaja memakan plastik, bisa saja mereka terperangkap kantong plastik yang (di/ter)buang  tersebut.
Keempat, penggunaan kantong plastik untuk wadah makanan sedikit banyak bisa mempengaruhi kesehatan manusia karena zat pewarna dari kantong plastik bisa menyerap pada makanan.
Kelima, sampah plastik yang menumpuk di tanah akan terurai sangat lama karena membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun.
Selain itu juga sampah plastik dapat mempengaruhi tanaman yang ada di sekitar (menghambat/menghalangi/membunuh pertumbuhan tanaman) karena tanaman tidak bisa tumbuh maksimal.Â
Bahaya Sedotan Plastik
Dikatakan dalam banyak sumber mejelaskan bahaya terkait sedotan plastik yang menyebutkan minum menggunakan sedotan dapat menyebabkan keriput di sekitar mulut.
Keriput dapat terjadi ketika kita mengerutkan bibir saat meminum dari sedotan plastik secara terus menerus (rutin) setiap harinya.
Sedangkan sedotan plastik tidak kalah berbahayanya dengan kantong plastik. Eco Watch menyebutkan setidaknya ada 500 juta sedotan plastik/hari dibuang oleh masyarakat dunia setelah  1 kali pakai.
Hal lainnya juga terkait sampah plastik 50 % sampah plastik hanya digunakan satu kali pakai lalu dibuang. Terdapat 80 % sampah lautan berasal dari daratan.
Dikhawatirkan pula sampah sedotan plastik dapat mencemari lautan dan berpengaruh juga kepada hewan laut seperti ikan dan penyu yang terkadang menyangka sedotan plastik, seperti makanan sehingga hal tersebut pun dapat menjadi ancaman akan keberlangsungan hidup mereka (hewan di laut). Dan bisa saja mereka mati karena sampah plastik.
Hal lainnya sedotan plastik dapat menyebabkan perut kembung. Alasannya, saat kita minum air lewat sedotan plastik, maka kita menelan udara lebih banyak dari biasanya. Sehingga, menyebabkan kembung dan rasa tak nyaman akibat gas dari udara yang masuk lewat sedotan.
Persoalan terkait dampak sampah plastik dan sedotan plastik setidaknya saat ini menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan dan menakutkan saat ini jika tidak cepat ditanggulangi. Mengingat, pemakaian sedotan plastik di Indonesia diperkirakan setiap harinya bisa mencapai 93 juta batang sedotan, sampah sedotan plastik tersebut berasal dari restoran, minuman kemasan dan sumber lainnya (packed straw).
Mengatasi persoalan sampah bagi masyarakat dunia menjadi salah satu target yang harus dilakukan.
Negara-negara maju seperti di Inggris memberlakukan larangan penggunaan plastik.
Bahkan di negara China baru-baru ini memberlakukan berhenti untuk membeli barang-barang dari bahan plastik yang berasal dari negara-negara berkembang.
Mulailah dari diri kita saat berbelanja ke pasar agar membiasakan menggunakan tas belanja dengan demikian penggunaan kantong plastik dapat dikurangi.
Hal yang sama juga bisa dilakukan untuk mengurangi penggunaan sedotan plastik dan membiasakan diri untuk mengurangi/berhenti membeli air minum kemasan botol dengan cara membawa wadah dan air minum dari rumah.
Membuat peraturan larangan penggunaan kantong dan sedotan yang berasal dari plastik, atau pun membatasi penggunaan kantong plastik dengan cara sososialisasi yang harus dimulai dari lingkup rumah tangga, sekolah, dan masyarakat menjadi salah satu tawaran untuk solusi mengatasi persoalan sampah plastik.
Berharap pula agar kita bisa memulai dari diri sendiri untuk bijaksana dan peduli dengan persoalan sampah lebih khusus sampah-sampah yang berasal dari bahan plastik.
Stop membuang sampah plastik!!!... Stop menggunakan sedotan plastik!!!... Ayo Peduli dengan sampah!!!...
Apabila kita bisa memulai untuk peduli dengan sampah dengan cara-cara sederhana maka kita ikut berkontribusi memilihara dan menjaga kesehatan bumi.
Sumber tulisan : Diolah dari berbagai sumber
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H