Setidaknya mereka (peserta) pelatihan diajak dan diajarkan untuk mengembangkan anyaman agar bisa dijadikan produk kerajinan yang memiliki nilai ekonomi berkelanjutan tanpa harus merusak hutan. Salah satunya cara mendesain anyaman dari tikar pandan dan lidi nipah.
Kegiatan pelatihan selama tiga hari (21-23/2/2018) tersebut dilakukan di Desa Penjalaan, Kecamatan Simpang Hilir, Kayong Utara, Kalbar.
Sedangkan faslitator pengembangan produk dan anyaman tikar pandan adalah Ibu Saparidah (Ketua UKM Ida Craff) dan pengembangan anyaman lidi Nipah adalah Bapak Darwani (Anggota Pengarin Kelompok Karya Sejahtera).
Terselenggaranya kegiatan pelatihan ini berkat adanya kerjasama antara Yayasan Palung (YP) dengan Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), ujar Edi.
Menurut Edi Rahman, selaku Manager Program Perlindungan Satwa (PPS) Yayasan Palung mengatakan, "dalam kegiatan ini para peserta diajarkan mengembangkan anyaman tikar pandan untuk dijadikan berbagai produk kerajinan lain seperti Tas, Tudung Saji, Box Buku, Kipas, Tempat Tissu, Tempat Toples dan Toples. Sedangkan lidi nipah dikembangkan menjadi anyaman lekar (tempat nasi) dan Tempat Buah. Selain itu juga para peserta diajarkan tentang metode pewarnaan tikar pandan".
Edi berharap, dengan pelatihan ini para peserta dapat mendesain anyaman tikar pandan dan lidi nipah menjadi berbagai produk kerajinan yang bisa menjadi pendapatan alternatif masyarakat desa yang berkelanjutan. mengingat potensi bahan baku cukup banyak tersedia di wilayah tersebut.
Lebih lanjut menurut Edi, untuk mendukung produk anyaman tikar pandan ini, Yayasan Palung membantu 3 buah mesin jahit yaitu untuk peserta dari Desa Padu Banjar, Desa Nipah Kuning dan Desa Penjalaan.
"Agar para peserta terus mendapatkan pembinaan, maka direncanakan kedepannya akan dilakukan audensi dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, UKM dan Koperasi Kabupaten Kayong Utara", tutur Edi lagi.
Petrus Kanisius Yayasan PalungÂ