Sering kali saat tahun baru tiba, tidak bisa disangkal dan tak bisa dihindari begitu banyak orang menanti dan merayakannya. Namun dibalik kemeriahan menjelang ataupun tibanya tahun baru tersebut selalu saja ada yang tertinggal dan menumpuk, Apa lagi kalau bukan sampah.
Iya, hadirnya sampah yang tidak sedikit jumlahnya tersebut dari sisa perayaan secara kasat mata sulit dihindari di tempat-tempat strategis ataupun di tempat umum lainnya. Kesannya ya, kok sampah selalu merajalela?. Dan itu, kenapa selalu terjadi setiap malam pergantian tahun.
Dominasi sampah plastik dan botol minuman kemasan, bungkus dari makanan pun tidak ketinggalan menghiasi. Tentunya, sampah dari sisa-sisa perayaan pergantian tahun tersebut sedikit banyak mengganggu pemandangan mata, mengganggu kenyamanan dan hal lainnya lagi yang tidak bisa dihindari ialah lokasi-lokasi hiburan, pantai dan jalur-jalur lainnya tidak terkecuali jalan raya.
Kenapa sih, selalu dan selalu saja terulang dan itu sampah sampah selalu merajai, merajalela bahkan. Walaupun ada petugas kebersihan yang mau tidak mau harus bersusah payah membersihkan sampah-sampah dari sisa-sisa tersebut.
Namun yang menjadi pertanyaannya adalah dimanakah kesadaran dan kepekaan dari setiap orang yang hadir untuk setidaknya peduli dan memperhatikan sampah ya yang memang mereka (yang selalu lupa akan kesadaran untuk membung sampah di tempat sampah) bukan berarti membuangnya sesuka hati.
Tempat hiburan, taman, pantai yang selalu menjadi korban dari merajalelanya sampah saat perayaan pergantian tahun tersebut. Sampah berbaur di sekitar pantai ataupun yang tidak sengaja tertiup angin pun sudah pasti mengapung di sekitar pantai dan membuat pantai menjadi kotor pastinya.Â
Lagi-lagi, hal ini selalu menyusahkan dan merepotkan tim dan relawan kebersihan yang selalu membersihkan sisa-sisa sampah dari para pembuat sampah. Sebaran sampah tersebar hampir di seluruh kota di lebih khusus Indonesia, sampah yang tersebar pun tanggung-tanggung Menggunung (berton-ton sampah tercipta  saat tahun baru).Â
Siapa yang salah?, entahlah. Akan tetapi, ini seolah menjadi menjadi penyakit. Penyakit penyedia sampah ya tak lain kita manusia karena amnesia karena kesadaran dan kepekaan terhadap sampah menjadi kambuh dan selalu kumat ketika pesta acara ataupun bertepatan saat tahun baru tiba karena itu yang acap kali terjadi.
Anjuran untuk membuang sampah di tempat sampah dan ketersediaan kotak sampah seolah hanya menjadi pajangan belaka. Tak banyak yang sadar dan lebih banyak yang enggan atau malas atau bahkan sengaja membuang sampah dengan seenaknya.Â
Akan kah persoalan seperti ini terus berulang dan terjadi seperti ini?. Bila ada kesaran sudah pasti bisa diatasi, namun jika tidak akan terus menerus akan terulang dan tidak akan berubah.
Tengok negara lain, adakah sampah yang tergeletak di hampir penjuru ketika tahun baru?. Ya, sepertinya jika adapun tidak separah apa yang terjadi di Indonesia. Mengingat, mereka sudah sangat sadar betul akan dampak dari apa yang ditimbulkan oleh sampah.
Semoga saja di tahun-tahun mendatang, ketika merayakan tahun baru atau pun pesta (acara) besar  lainnya tidak tidak ada lagi sampah yang berserakan, berterbangan dan menumpuk di sana-sini.Â
Memang kita tidak terlepas dari produksi sampah, namun setidaknya kita boleh sedikit peka dan peduli dengan sampah yakni dengan kesadaran yang kita miliki, bukannya semau gue.Â
Selamat Tahun Baru 2018, berharap juga segala sesuatunya semakin baik bagi kita semua, termasuk kepedulian kita semua untuk peduli terhadap masalah sampah dengan membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan dan tidak membuang sampah sembarangan!.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H