Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengintip Sekolah Lapangan, Belajar Agroforestri, Jangan Terpaku pada Satu Jenis Tanaman

24 Oktober 2017   17:28 Diperbarui: 24 Oktober 2017   17:48 2301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman sejenis (kelapa) telah berpadu dengan aneka tanaman semusim jenis lainnya. Foto dok. Yayasan Palung

Seperti terlihat, beberapa ibu dan Bapak-bapak tampak bersemangat untuk membersihkan lahan yang persis berada di dalam salah satu kebun kelapa milik warga mulai dari kemarin hingga hari ini (20-24/10/2017), mengadakan kegiatan yang bertajuk sekolah lapangan yang berlokasi di Desa Pulau Kumbang, Kayong Utara, Kalbar.

Tak lain, sekolah lapangan yang diadakan itu sebagai salah satu langkah menangkap potensi atau pun peluang jika boleh dikatakan sebagai potensi pendapatan alternatif ekonomi masyarakat yang berkelanjutan, dengan harapan jenis tanaman semusim yang ditanam dan dicampur (agroforestri) dapat menghasilan tanpa terpaku pada satu jenis tanaman.

Kegiatan tersebut dilakukan oleh Yayasan Palung dan ICCTF bersama 5 kelompok mereka berasal dari 5 Desa hutan desa di Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Kalbar. Seperti diketahui di Wilayah Desa Pulau Kumbang, Desa Pemangkat, Desa Penjalaan, Desa Padu Banjar dan Desa Nipah Kuning merupakan wilayah yang memiliki beberapa tanaman sentra seperti karet, nanas dan kelapa yang menjadi sumber penghasilan dan pendapatan masyarakat selama ini.

Salah satu Kelompok terlihat memagari tanaman mereka setelah sebelumnya menanamnya. Foto dok. Yayasan Palung
Salah satu Kelompok terlihat memagari tanaman mereka setelah sebelumnya menanamnya. Foto dok. Yayasan Palung
Seperti di ketahui, di 5 wilayah Desa itu sebagian besar adalah lahan gambut dalam yang tidak bisa dibuka, namun ada beberapa lahan merupakan yang lahannya tidak gambut dan lahan yang tidak dicampur dengan tanaman lainnya. 

Adapun mengapa kegiatan tersebut dilakukan, mengingat di wilayah tersebut beberapa masyarakat sebelumnya menanam tanaman pertanian berbasis pada satu tanaman saja. Namun, tanaman agroforestri sejatinya dapat dicampur dengan jenis tanaman lainnya. Hal tersebut sebagai salah satu tujuan agar petani tidak bergantung kepada satu jenis tanaman saja melainkan dapat berharap banyak kepada jenis tanaman lainnya.

papan nama kelompok peserta sekolah lapangan dan tanaman jahe yang mereka tanam. Foto. dok. Yayasan Palung
papan nama kelompok peserta sekolah lapangan dan tanaman jahe yang mereka tanam. Foto. dok. Yayasan Palung
Dalam kegiatan sekolah lapangan tersebut, 5 kelompok dari 5 desa yang terdiri dari 25 orang itu, setelah melakukan pembersihan lahan selanjutnya mereka mencangkul, membuat bedeng setelahnya langsung menanam tanaman campuran (tanaman semusim) tanaman obat dan bumbu seperti jahe, liak merah kunyit, serai dan kencur. Mereka juga menanam pinang sebagai pagar pembatas tanaman dan tanaman pisang. Selain juga tanaman tersebut diselang-seling dengan tanaman nanas. Mereka didampingi oleh tenaga penyuluh pertanian dengan membuat lahan percontohan (demplot) di lahan warga masyarakat dengan luasan kurang lebih 1 hektar.

Tanaman Agroforestri yang ditanam oleh warga dari 5 desa. Foto dok. Yayasan Palung
Tanaman Agroforestri yang ditanam oleh warga dari 5 desa. Foto dok. Yayasan Palung
Tampak seperti terlihat berjejer rapi, tanaman kelapa telah berpadu dengan aneka tanaman semusim lainnya yang baru saja mereka tanam.

Rencananya juga, sekolah lapangan akan dilanjutkan di Desa Padu Banjar yang rencananya akan dilaksanakan pada 25-29 Oktober 2017. Sekolah lapangan tersebut akan melanjutkan penanaman agroforestri berbasis karet.

Pada kegiatan sekolah lapangan tersebut, mereka (peserta) sekolah lapangan didampingi oleh tenaga penyuluh dari Dinas Pertanian Kabupaten Kayong Utara.

Berharap, semoga saja tanaman yang mereka tanam dapat menjadi sumber ekonomi dan berkelanjutan sampai selamanya. Dengan demikian pula, mereka juga bisa berharap banyak kepada tanaman yang mereka tanam bisa menjadi sumber penghasilan baru dan tidak terpaku pada satu jenis tanaman saja. Semoga...

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun