Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

(Puisi) Akar

24 Juli 2017   15:03 Diperbarui: 24 Juli 2017   18:38 1780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akar berakar menjalar menyebar

Melilit terlilit menjepit satu persatu

Tumbuh urat nadi segenap makhluk

Pohon-pohon tumbuh bersandar pada peraduan

Ladang hijau terlihat mengganti tajuk nan rimbun

Ladang minyak, ladang gersang, sudah semakin tumbuh menjadi

Menjadi lembah yang tak jarang tertimbun, mengenang dan berlubang

Akar-akar tak jarang tercabut tercerabut

Pepohonan yang menyejukan jiwa segalanya  

Peneduh, sebagai pelindung atau jua perlindungan

Alur-alur aliran sungai tak lagi dalam

Mendangkal, menyusut menyurut

Karena terlampau kemarau

Bila penghujan tak lagi bisa menahan

Sebab, tak seperti dulu

Akar bebas menjadi

Bebas merambat

Tak disangkl sebagai penangkal

Penahan bagi sesama

Kini,  akar semakin tercabut

Dipaksa tercabut

Tingkah polah

Semakin berubah

Dari rimbunnya rimba

raya semakin tak bertuan

Rebah itu yang kerap terjadi

Berdiri selalu dinanti atau diganti

Berubah menjadi

Akar terbakar di jerami padi

Musim selalu berganti

Semakin sulit diprediksi

Akar tetaplah akar yang selalu dibawah

Walaupun tumbuh pohon semakin meninggi

Akar tetaplah menjadi akar,  tak mungkin menjadi daun

Berakar menjalar rapi tetap kokoh menahan

Penopang tak lagi kuat bila tercabut,

Tidak lagi sanggup menahan

Rembesan rinai rintik yang semakin senang menghampiri

Menggenang tak berujung hingga beberapa waktu

Serasah tak sanggup menampung tapi bukan berkah namun musibah

Kemarau panjang, kering kerontang

Akar-akar padi merunduk pun tak jarang dihinggapi hama

terendam, hanyut bahkan hilang tak berbekas

Akar tercabut menanti disemai, ditanam dirawat bila ingin terus menerus kokoh kuat dan terus mengakar menjalar.

Ketapang, Kalbar 24/07/2017

Petrus Kanisius (Pit) - Yayasan Palung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun