Akar berakar menjalar menyebar
Melilit terlilit menjepit satu persatu
Tumbuh urat nadi segenap makhluk
Pohon-pohon tumbuh bersandar pada peraduan
Ladang hijau terlihat mengganti tajuk nan rimbun
Ladang minyak, ladang gersang, sudah semakin tumbuh menjadi
Menjadi lembah yang tak jarang tertimbun, mengenang dan berlubang
Akar-akar tak jarang tercabut tercerabut
Pepohonan yang menyejukan jiwa segalanya Â
Peneduh, sebagai pelindung atau jua perlindungan
Alur-alur aliran sungai tak lagi dalam
Mendangkal, menyusut menyurut
Karena terlampau kemarau
Bila penghujan tak lagi bisa menahan
Sebab, tak seperti dulu
Akar bebas menjadi
Bebas merambat
Tak disangkl sebagai penangkal
Penahan bagi sesama
Kini, Â akar semakin tercabut
Dipaksa tercabut
Tingkah polah
Semakin berubah
Dari rimbunnya rimba
raya semakin tak bertuan
Rebah itu yang kerap terjadi
Berdiri selalu dinanti atau diganti
Berubah menjadi
Akar terbakar di jerami padi
Musim selalu berganti
Semakin sulit diprediksi
Akar tetaplah akar yang selalu dibawah
Walaupun tumbuh pohon semakin meninggi
Akar tetaplah menjadi akar, Â tak mungkin menjadi daun
Berakar menjalar rapi tetap kokoh menahan
Penopang tak lagi kuat bila tercabut,
Tidak lagi sanggup menahan
Rembesan rinai rintik yang semakin senang menghampiri
Menggenang tak berujung hingga beberapa waktu
Serasah tak sanggup menampung tapi bukan berkah namun musibah
Kemarau panjang, kering kerontang
Akar-akar padi merunduk pun tak jarang dihinggapi hama
terendam, hanyut bahkan hilang tak berbekas
Akar tercabut menanti disemai, ditanam dirawat bila ingin terus menerus kokoh kuat dan terus mengakar menjalar.
Ketapang, Kalbar 24/07/2017
Petrus Kanisius (Pit) - Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H