Tidak bisa disangkal, beragam jenis hutan yang tersebar di wilayah hutan tropis Gunung Palung, tidak hanya hutan tetapi juga satwanya. Salah satunya adalah orangutan sebagai salah satu satwa endemik yang ada di Dunia. Setidaknya itulah yang menjadi daya tarik bagi para ilmuan baik dari dalam atau pun luar negeri untuk mengunjungi tempat ini, lebih tepatnya di Stasiun Penelitian Cabang Panti (SPCP), Taman Nasional Gunung Palung.
Tentu, hal ini menjadi kekayaan sekaligus unik dan terlengkap yang mungkin di tempat lain belum tentu ada. Apa saja kah yang unik dari hutan di Cabang Panti, Gunung Palung?.
Pertama, Di Gunung Palung setidaknya terdapat tujuh jenis hutan dari 8 tipe hutan yang berbeda, hutan yang dimaksud adalah; 1. hutan rawa gambut di ketinggian 5-10 mdpl, 2. Kedua, hutan rawa air tawar di ketinggian 5-10 mdpl, 3. Hutan tanah alluvial di ketinggian 10-50 mdpl, 4. Hutan batu berpasir dataran rendah di ketinggian di 20-200 mdpl, 5. Hutan granit dataran rendah di ketinggian 200-400 mdpl, 6. Hutan granit dataran tinggi di ketinggian 350- 800 mdpl, 7.
Hutan Pegunungan di ketinggian 750-1100 mdpl (Marshall, Andrew j, 2008) dan 8. Hutan kerangas yang paling sedikit luasannya yaitu 7,6 ha dari total luas Cabang Panti. Lokasi ini merupakan lokasi yang cocok untuk menganalisa perilaku reproduksi tumbuhan berkayu di level alpha dan beta dari keberagaman jenis tumbuhan. Selain itu, bisa meneliti perilaku beragam satwa seperti orangutan dan beberapa satwa lainnya seperti kelempiau, kelasi serta satwa lainnya. Burung endemik seperti enggang, ayam hutan dan satwa lainnya.
Keunikan jenis dan tipe hutan tersebut memiliki banyak manfaat bagi keberlangsungan makhluk hidup dan manusia lebih khusus sebagai perpustakaan yang paling penting bagi ilmu pengetahuan dan penelitian.
Kedua,tidak hanya penelitian yang menyangkut ekologi dan biologi satwa dan tumbuhan seperti primata terutama orangutan tetapi juga pendataan jenis tumbuhan di TNGP tetapi juga penelitian jenis-jenis tumbuhan dipterocarp (meranti dan balau/Shorea, mersawa/Anisoptera, keruing/Dipterocarpus dan kapur/Dryobalanops).
Adapun lokasi penelitian SPCP sekitar 2100 hektar. Sedangkan luasan Taman Nasional Gunung Palung adalah 90.000 hektar. Hingga saat ini tercatat setidaknya 150 peneliti dalam dan luar negeri yang melakukan penelitian di SPCP.
Untuk menjangkau Stasiun Penelitian Cabang Panti melalui dua akses; jalaur air dan jalur darat. Jalur air melalui Sungai Rantau Panjang dengan menggunakan sampan atau longboat. Jalur ini digunakan untuk mengangkut logistik yang dikirim melalui Melano, dusun Semanjak, dengan jarak tempuh 7 sampai 12 jam. Lama atau tidaknya jarak tempuh tergantung kondisi air, apabila kemarau sungai kering sehingga waktu tempuh bisa semakin lama. Sedangkan jalur darat menuju SPCP melalui dusun Tanjung Gunung dengan berjalan kaki dengan jarak kurang lebih 16 km dan bisa ditempuh dengan dalam waktu 4 hingga 6 jam perjalanan.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H