Gelap itu gelap, iya memang gelap
Tak tampak terlihat karena gelap
Gelap di tengah gemerlap
Gegap gempita gelap gulita melahap
Gelap itu datang, takut gelap
Gelap karena kami belum terang, sebab cenderung kalap
Tangis dan ratap hilang, datang hinggap terungkap
Riang gembira tenang  berulang bagai beruang siap menyergap
Pelita hati jua lilin penerang malang melintang telah hilang lenyap
Gelap itu datang, takut gelap
Suara hati tertantang terpancing nada miring
Ibarat anjing  telentang ibarat  menggelinding di setiap dinding
Emosi tersaji tertantang selalu menggonggong mencari daging
 polah tingkah tak ubah anjing menanti upah dari sang tuan tentang hangatnya daging
Gelap itu datang, takut gelap
Menatap langit  terbesit sunyi sepi
Lalu lalang tesingkap  tergigit anjing yang menepi gelapnya sunyi
Doa, dongeng, pepatah dan petuah tak lagi lengkap berhubung telah berganti iri
Hutan rimba, marga satwa bersama anjing kucing  kian resah terperangkap penjara jeruji besi
 Gelap itu datang, takut gelap
Gelap aku sungguh takut gelap, pikiran terkadang kalap
Gelap pikir, gelap kalap semakin menghantui terkekang menatap
Bila burung merpati hinggap, kabar berita curang hilang datang melahap
Mimpi tidur terlelap terbangun sepi sendiri bersembunyi ingini pelangi tak tembus cahaya seperti pohon tumbang tempat bersembunyi segala rayap.
Ketapang, Kalbar, 16 Januari 2017
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H