Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menengok Migrasi Burung-burung Pengembara di Ketapang

5 Desember 2016   18:19 Diperbarui: 6 Desember 2016   16:13 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengamatan burung migrasi di Pantai. Foto dok. Abdurahman Alqadrie, KBK

Setiap akhir pekan para penyuka burung migrasi hampir dipastikan selalu menyempatkan diri mereka melakukan aktivitas mereka untuk mengamati, mendokumentasikan sekaligus juga mendata burung yang masih tersisa lebih khusus burung migrasi (burung pengembara), baik yang endemik maupun yang tidak endemik di habitatnya.

Mereka para pehobi burung di Ketapang tidak lain adalah Kawan Burung Ketapang (KBK)/ Birding Society of Ketapang (BSYOK). Seperti minggu (4/12) kemarin, aktivitas yang mereka lakukan adalah mengamati burung di Sungai Buluh, di kawasan Hutan di Desa Pematang Gadung, Matan Hilir Selatan, Ketapang, Kalbar.

Kawan Burung Ketapang (KBK)/Birding Society of Ketapang (BSYOK), merupakan komunitas (kelompok) para pehobi burung yang melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan pengamatan burung-burung migrasi yang ada di Ketapang. Para pehobi burung tersebut selalu rutin melakukan pengamatan, pendataan (sensus) dan pendokumentasian burung-burung migrasi ataupun burung yang menetap.

Beberapa anggota KBK saat melakukan pengamatan burung 4 Des 2016 di Sungai Buluh. Foto dok Erik Sulidra
Beberapa anggota KBK saat melakukan pengamatan burung 4 Des 2016 di Sungai Buluh. Foto dok Erik Sulidra
Beberapa burung yang mereka jumpai (4/12/2016) kemarin, saat melakukan pengamatan antara lain seperti burung; Serak Padang (Eastern grass owl Tyto longimembris), Cagak Merah (Purple heron Ardea purpurea) dan Kuntul Kecil (Little egret Egtetta garzetta). Beberapa burung ini masuk status konservasi Least Consern/LC- risiko rendah. Selain itu juga ada Bango Tongtong (Lesser adjutant), status dalam konservasi Vulnerable/VU-rentan terancam.

Secara umum untuk melakukan aktivitas Birdwatching, setidaknya harus dilakukan dalam keadaan fisik yang prima, karena terkadang harus berkegiatan di lapangan yang eksrim, ungkap Erik Sulidra salah satu anggota Kawan Burung Ketapang.

memotret burung migrasi dengan melewati lumpur di sekitar pantai. Foto dok Erik Sulidra
memotret burung migrasi dengan melewati lumpur di sekitar pantai. Foto dok Erik Sulidra
Lebih lanjut, menurut Erik saapaan abkrabnya mengatakan; sedangkan untuk mengamati burung migrasi juga harus mengetahui kapan waktunya burung bermigrasi, salah satunya setiap bulan mei. Biasanya, pada Bulan Mei diperingati sebagai hari migrasi burung sedunia atau dikenal dengan World Migratory Bird Day (WMBD).

World Migratory Bird Day 2016 Pematang Gadung. KBK
World Migratory Bird Day 2016 Pematang Gadung. KBK
Abdurahman Alqadrie, selaku Ketua KBK selalu rutin mengajak rekan-rekan pehobi burung yang tidak lain adalah anggota KBK seperti Erik Sulidra, Frans Doni, Frans Jepi, Alipius Edi, Rizal Alqadrie, Bela, Tamim, Petrus Yopri, Zaki, Pit, Roni dan beberapa teman lainnya yang terdiri dari anak-anak kampung, biasanya mereka menanam mangrove di sekitar pantai yang menjadi salah satu habitat hidup burung pantai. Biasanya mereka melakukan penanaman ketika musim migrasi burung tiba.

world-shorebirds-day-palanting-mangrove-foto-dok-kbk-jpg-584557397593736c0d51a528.jpg
world-shorebirds-day-palanting-mangrove-foto-dok-kbk-jpg-584557397593736c0d51a528.jpg
Dalam melakukan pengamatan, para pehobi dari Komunitas Kawan Burung Ketapang melakukan pengamatan dengan sukarela dengan bermacam-macam alat standar seperti teropong atau dengan lensa panjang sangat diperlukan ketika di lapangan.

World Migratory Bird Day 2015- foto dok. KBK
World Migratory Bird Day 2015- foto dok. KBK
Berikut beberapa foto yang berhasil mereka abadikan saat melakukan pengamatan rutin :

Burung2 berterbangan di udara saat melakukan pengamatan. Foto dok Rizal Alqadrie
Burung2 berterbangan di udara saat melakukan pengamatan. Foto dok Rizal Alqadrie
Pengamatan burung migrasi di Pantai. Foto dok. Abdurahman Alqadrie, KBK
Pengamatan burung migrasi di Pantai. Foto dok. Abdurahman Alqadrie, KBK
Kawan Burung Ketapang (KBK) yang berdiri kurang lebih 7 (tujuh) tahun tersebut, merupakan komunitas lingkungan non profit, yang memiliki visi dan misi; Pendidikan lingkungan/konservasi, pelestarian species dan habitat. Ragam kegiatan mereka lakukan untuk selalu peduli dengan rutin melakukan agenda pengamatan, pendokumentasian dan mendata burung-burung migrasi dan burung yang menetap di wilayah Kalimantan. Adapun anggota dari KBK adalah para pelajar, pemuda dan pehobi foto yang suka dengan fotografi alam liar seperti hutan, burung dan satwa.

Pada Bulan Agustus, biasanya burung-burung migrasi yang meninggalkan tempat berbiak menuju belahan bumi selatan mulai aktif melintasi jalur migrasi. Tempat berbiak seperti Asia utara, Siberia, dan Alaska mulai memasuki musim dingin. Burung-burung yang memerlukan udara yang lebih hangat dan makanan yang berlimpah menyebar mengikuti jalur migrasi seperti tahun-tahun yang lalu. Dalam perjalanan menuju Australia dan Selandia Baru, banyak di antaranya yang singgah atau menetap sementara di kawasan Pantai Sunda Besar. "Ketapang merupakan tempat yang baik bagi banyak burung migrasi. Karakter pantai yang bermacam-macam memungkinkan suplai makanan untuk burung-burung tersebut bisa bertahan!" ujar Abdurahman Al Qadrie.

Chlidonias leucopterus (Withe Winged Tern) merupakan burung pengembara yang setiap musim migrasi selalu datang lebih awal dibanding burung migran lainnya di Ketapang. 

chlidonias_leucopterus. Foto dok Abdurahman Alqadrie KBK
chlidonias_leucopterus. Foto dok Abdurahman Alqadrie KBK
Asiatic Dowitcher (Limnodromus semipalmatus), pada masayarakat lokal, burung ini digolongkan pada jenis Burung Pempahat, termasuk di dalamnya semua jenis wader besar berparuh panjang. Dalam nama Indonesia-nya dikenal dengan "Trinil-lumpur Asia". Greater Crested Tern (Thalasseus/Sterna bergii), dikenal dengan nama lain Crested Tern atau Swift Tern. Spesies ini beradaptasi dengan mengikuti perahu nelayan untuk menangkap ikan-ikan yang dibuang, Jumlahnya yang stabil lebih dari 500.000 individu tersebar di seluruh dunia. Terkadang terlihat beristirahat pada beting-beting pasir atau tiang pancang belat penangkap ikan. Tahun ini (2011) merupakan catatan pertama yang teramati dalam jumlah besar di Ketapang. (Sumber data dari KBK).

Burung pempahat. Foto dok Abdurahman Alqadrie, KBK
Burung pempahat. Foto dok Abdurahman Alqadrie, KBK
Sedangkan burung penetap adalah seperti burung Bangau Storm (Ciconia stormi), Memiliki nama lokal Burung Binti, nama Inggris-nya adalah Storm's Stork.Spesies ini memiliki populasi yang diperkirakan kurang dari 500 ekor diseluruh dunia. Burung dari keluarga Ciconidae ini hidup di hutan yang tidak terganggu dalam habitat air tawar. Selain di Sumatera, juga tersebar di Kepulauan Mentawai, Kalimantan dan Semenanjung Malaysia. Semakin jarang dijumpai di Tenggara Sumatera dengan populasi yang tersisa diperkirakan sangat sedikit seperti di Kalimantan dan Brunei dan populasi yang semakin kecil di Semenanjung Malaysia. (Sumber data dari KBK).

burung bangau. Foto dok Erik Sulidra, KBK
burung bangau. Foto dok Erik Sulidra, KBK
Komunitas KBK tidak hanya peduli terhadap burung, tetapi juga kepada lingkungan dan satwa, seperti orangutan, bekantan, enggang dan lain sebagainnya. Pada beberapa peringatan hari burung migrasi sedunia, mereka juga selalu aktif untuk mengampanyekan tentang burung, satwa, hutan dan lingkungan sebagai bentuk kepedulian mereka.

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun