Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Derita Pada Rinai Rintik Malam dan Cacing Berjoget

26 Oktober 2016   20:36 Diperbarui: 27 Oktober 2016   15:12 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu kian berputar, malam pun semakin malam.

 Kandas dan terpenjara karena rinai rintik  tanpa berhenti menetes.

Malam tak jua bertanya atau menyela apa salah rinai turun kian deras.

Detik demi detik, demikian pula waktu berikutnya rinai semakin ramai.

Kandas, terpenjara dalam diam,

Tak berani melawan lajunya derasnya sama ketika cacing di kampung tengah sedang konser.

Mereka tak sabar berjoget-joget sambil berpesta, meloncat dan bersuara keras.

Sesekali terdiam, kemudian bersuara kembali semakin nyaring terdengar.

Teguk demi teguk air putih dibasahi ditenggorokan untuk meredam ganasnya konser bala cacing.

Memaksa pulang takut keburu masuk kapal.

Hanya terdiam sembari menyusun kata demi kata untuk melawan juga bercerita tentang rasa lapar yang kian mendera karena rinai rintik seolah enggan mereda,

 ketika takut maag akan tiba menyapa.

Tetapi, rinai rintik itu di alam raya sebagai obat pelepas dahaga juga nafas segala bernyawa.

Hanya bisa menunggu hingga berhenti menetes sebari bersabar.

Puisi ketika lapar mendera tidak bisa melawan karena rinai rintik yang tak kunjung berhenti menetes. :) 

Arti : Masuk kapal (plesetan untuk masuk angin), Rinai rintik (hujan), Kampung tengah (perut)  

Ketapang, Kalbar 26/10/2016

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun