Rona jiwa berlalu dalam arah mentari kian redup akibat ditelan datangnya malam. Kini senja datang menati permulaan hingga larutnya malam tiba.
Mengarah tetapi tidak berarah, seolah mengalah kalah dengan amarah.
Senja menyapa menanti angin sepoi bertiup menyejukkan jiwa. Mereda raga yang haus sepanjang pagi menjelang senja.
Menanti asa, sewaktu senja beroleh berkah bernama upah. Bila waktu fajar pagi menampakan sinar tiba kembali mengais rejeki hingga dahi mengerinyit tubuh bongkok menahan beban demi sesuap nasi.
Senja menyapa menanti asa. Pelepas dahaga, berkumpul dengan keluarga, sanak saudara.
Senja menyapa menanti asa saling menyapa.
Menanti asa berucap syukur pada Yang Kuasa.
Senja menyapa menanti asa menerima adanya. Senja menyapa tak menyalahkan waktu ketika kerja tak kunjung tuntas. Â Masih ada asa di hari esok tanpa menunda.
Senja menyapa menanti asa rehat sejenak tanpa memaksa tulang tenaga.
Ketapang, Kalbar, 4/8/2016
Petrus Kanisius- Yayasan Palung Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H