Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Parodi Kehidupan yang Semakin Pintar Berperan

15 Juli 2016   16:44 Diperbarui: 15 Juli 2016   16:54 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bumbu-bumbu pengikat di-ramu menjadi satu ikatan yang tak pernah lelahdan lekang menjadi aroma pemikat pencari jabat hingga menggoda selera yang tak henti terus diracik.

Tangis gontai akar rumput terseruput ibarat kopi pagi begitu nikmat bagi para pembesar.

Mengiris, memotong, (ter/di)kelupas menjadi sisa-sisa ubang kayu (kehong) disapu tanpa ragu.

Hilang tumbuh berganti lubang menganganga hingga tersisir rapi serapi rambut nan cantik, namun penuh kutu berbau.

Parodi kehidupan terus berjalan, berhenti berarti habis, berjalan sudah pasti penuh rintang tetapi itu tangga-tangga nada kehidupan akan harmoni bila beriringan sejalan.

Untian kisah terus bergulir, belum tahu hingga kapan parodi akan tamat. Yang pasti setiap sendi kehidupan memberi makna dan ceritanya masing-masing.

Ketapang, Kalbar, 15 Juli 2016

By : Petrus Kanisius-Yayasan Palung   

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun