Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumah Itu Bernama Bumi

15 Juli 2016   13:34 Diperbarui: 15 Juli 2016   13:39 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bumiku, tempatku berdiam dari dulu, kini, mudah-mudahan hingga nanti tetap menjadi rumah.

Bumiku kini, tidak lagi seperti dulu.

Kini, atapnya sudah semakin bocor.

Tidak semua yang merasa nyaman lagi tinggal di bumi ini.

Itu kata sebagian besar orang yang mengaduh hingga gaduh, mengapa bumi bocor.

Kerap kali gaduhan tentang panas membakar kulit, sejut hingga membeku.

Tak sedikit yang merusak dibanding merawatnya, tidak menegok usia semakin tua renta.

Aku tidak mengeluh, mungkin itu yang bisa bumi katakan.

Tetapi bumi dengan sabar melihat tingkah polah penghuninya yang memperlakukannya dengan penuh sabar namun sejatinya sekarat.

Entah, hingga kapan waktu akan berujung untuk menengok apakah rumahku bernama bumi ini bisa pulih atau semakin sakit?.

 Entahlah, bumiku tetap rumahku hingga kapanpun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun