Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Tabiat Manusia

1 Juli 2016   15:12 Diperbarui: 1 Juli 2016   16:49 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrsi foto dok.vk.com

Tangis derita, luka derita seakan mengadu, serdadu para memayungi penguasa.

Cerita lama tentang rimba raya, yang melihat tabiat manusia malu tersedu pada perilaku dilema.

Dokma tak bisa disangkal untuk terus menjaga rimba raya yang  semakin merana dan nestapa.

Tabiat, perangai, watak tercipta tertanam terpatri pada setiap kepala masing-masing kita (baik atau buruk) dalam melihat, mengalami dan merasakan apa yang terjadi dalam menjalani tatanan kehidupan di dunia berdasarkan realita peristiwa atau dalam angan khayalan di dunia ini.

Ketapang, Kalbar, 1 Juli 2016  

By : Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun