Sumber Gambar; Menanya. foto dok. blog Cak Haris Mboro.
Terkulai layu menanti menjadi abu
Raya
Tegak
Kokoh
Gagah
Rimbun
Semua itu tidak seperti itu lagi
Kalah jadi abu, menang jadi arang itu adanya kini
Berkeluh
Berkisah
Bertutur
Bercerita
Percuma saja,
Terlambat memilihara?
Entahlah
Tidak mengerti apa yang dimaksud
Menanti
Dinanti
Terhenti
Itu nyata
Juga realita
Raya, rimbun itu kehendak tetapi tidak, kenapa tidak?
Tidak tersampaikan?
Enggan berkendak?
Terus (di/me) rusak?
Tak sanggup berujar, pasti selalu salah, itu pasti.
Pasrah tetapi bukan langkah
Tetapi,
Harus seperti apa?
Ditelanjangi,
Dikuliti,
Dicincang,
Dibakar,
Tidak terkecuali rebah tak berdaya percuma dimakan rayap.
Menanti usia hingga senja,
Namun,
Menjelang dewasa tak lebih pacuan kuda berlomba memperebutkan karena tubuh seksi menjulang tinggi, menanti dibinasakan mengatasnamakan rejeki dan derma hingga lupa diri dan nanti.
Bertanya tidak harusnya bertanya, hingga kini menanya.
Bertanya percuma, hanya wacana secuil yang nyata.
@ Menanya; Menjelang senja menyapa digaris katulistiwa, Ketapang, Kalbar, 11/3/2016.
By : Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H