Gerhana Matahari  Total 2016 di Ketapang. Foto dok. Defon, Ketapang.
Gerhana Matahari Total (GMT) yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, rabu (9/3/2016) kemarin di Ketapang, Kalbar. Walaupun tidak bisa melihat secara utuh gerhana mataharinya, saya menyempatkan diri untuk mengabadikan kejadian langka tersebut, beberapa foto pun berhasil di dapat yang dijepret dengan menggunakan kamera handphone seadanya dan beberapa diantaranya menggunakan kamera digital profesional.
Sekitar pukul 06.23 Wib, gerhana matahari yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul juga. Munculnya gerhana tersebut tidak lama, kurang lebih 2 menit. Tidak sepenuhnya saya dan kawan-kawan dapat melihat gerhana itu karena tidak berada tepat di garis yang dilalui gerhana matahari total tersebut. Akan tetapi, saya merasakan seperti itu rasanya ketika gerhana matahari total terjadi. Kurang lebih satu menit, langit gelap dan selanjutnya terang kembali. Ayam peliharaanku sempat berkokok hingga naik keatas atap rumah, seperti hendak bersiap tidur. Kami mengalami gerhana ini hingga  pukul 07.24 Wib, tetapi rentang waktu yang dapat kami mengalami dan merasakan gelap dari gerhana itu, hanya kurang lebih 1-2 menit saja.
Mensyukuri keagungan Sang Pencipta melalui fenomena langka gerhana matahari total (GMT), di tahun 2016 ini. Gerhana matahari total merupakan fenomena langka dan menakjubkan karena bulan melintas langsung di antara bumi dan matahari, menyebabkan bayangan jatuh menimpa bumi atau dengan kata lain bumi, matahari, bulan berada pada posisi yang sejajar.Â
Ini hanya dapat terjadi pada fase bulan baru, ketika sisi gelap bulan menghadap ke bumi, seperti siang berubah sebentar menjadi malam saja. Tentu saja, hal ini sebagai dasar bagi kita semua untuk melihat karya Ilahi sebagai penerang di waktu siang hingga senja menyapa dalam setiap rentang aktivitas hidup sehari-hari dalam menjalankan sendi-sendi kehidupan.
Fenomena GMT ini pun menjadi semangat baru, anugerah bagi Indonesia. Semangat baru ini, tidak hanya karena banyak wilayah di Indonesia yang dilalui oleh GMT, tetapi juga karena antusias, semangat banyak orang dari dalam dan luar negeri untuk mendatangi lokasi GMT sebagai sumber wisata, promosi daerah melalui budaya dan tradisi lokal masyarakat. Mengingat, tidak semua wilayah di belahan dunia yang dapat menegok fenomena langka ini.Â
Keberagaman dari banyak hal selain budaya dan tradisi, tetapi juga surga keindahan alam beberapa wilayah di Indonesia menjadi ciri khusus seiring sejalan bisa dijumpai saat menyaksikan GMT ini. Ada beberapa masyarakat di beberapa daerah yang secara khusus menyiapkan acara dalam rangka menyambut GMT. Hal yang terpenting lainnya dari hadirnya GMT sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi siswa/i sekolah dan kita semua pada umumnya karena fenomena ini tidak selalu (jarang) terjadi.
Kembali pada gerhana matahari yang terjadi di Wilayah Ketapang, Kalbar. Walapun di wilayah kota Ketapang tidak 100 % atau hanya 93,7% saja, kami beruntung bisa menegok dan menyaksikannya. Di wilayah Ketapang, yang beruntung menyaksikan gerhana matahari total adalah Wilayah Kecamatan Kendawangan, Kecamatan Manis Mata, Pulau Pisang, Riam, Pemahan, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Harapan Baru dan Pesaguan Kiri  (100%), sedangkan di Kota Pontianak, GMT hanya 93 % saja. (Sumber; dari berbagai sumber dan koran lokal).
Semoga saja di tujuh tahun mendatang GMT, tepatnya akan terjadi lagi di Indonesia pada tanggal 20 April 2023. Akan tetapi di tahun 2023 nanti, tidak bisa menikmati semua, karena GMT hanya melewati Papua Barat dan Maluku. Jika ingin menyaksikan lagi di titik yang sama (yang terjadi di tahun 2016) maka akan menunggu puluhan tahun mendatang hingga ratusan tahun lagi. Kehadiran gerhana matahari total yang terjadi kemarin (9/3/2016), sungguh menjadi moment langka dan bersejarah. Karena, di tahun-tahun mendatang belum tentu kita bisa menengok lagi seperti ini.Â
Tentu kita bisa berharap bisa menyaksikannya lagi, dengan harapan dengan banyaknya lintasan yang dilalui oleh GMT dapat menjadikan sumber wisata bagi setiap daerah, dengan demikian pula dapat menghadirkan turis dari dalam hingga mancanegara. Dengan adanya GMT ini  juga sedikit banyak memiliki arti penting bagi kita semua untuk bercerita kepada sesama, anak, cucu kita. Tidak ada kata lain, selain yang dapat adalah kata asyik dan menakjubkan karena bisa menengok fenomena langka ini.
By : Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H