[caption caption="Induk orangutan bersama bayinya di Hutan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP). Foto dok. Tim Laman dan Yayasan Palung"][/caption]Setiap perbedaan pasti ada persamaan, itulah setidaknya yang terdapat pada manusia dan orangutan. Nah, apa saja persamaan-persamaan itu?.
Setidaknya ini persamaan atau kemiripan antara manusia dan orangutan. Persamaan tersebut antara lain seperti tingkat kecerdasan, perilaku dan reproduksi.
Pertama, Manusia dikatakan sebagai makhluk ciptaan yang sempurna, memiliki akal pikiran dan sebagai makhluk sosial. Sedangkan orangutan dapat dikatakan sebagai primata yang memiliki kemiripan genetik (DNA) hampir sempurna yakni 96,4 %. Setidaknya, ini kemiripan/kesamaan pertama antara manusia dan orangutan. Tingkat kecerdasan lainnya adalah orangutan memiliki kemampuan untuk melindungi diri saat hujan. Orangutan biasa melindungi diri mereka saat hujan tiba dengan menggunakan dedaunan.
Sedangkan perilaku orangutan sebagai penjaga hutan karena bisa menanam hutan (menyebar biji-bijian) setelah mereka makan, biji-bijian tersebut tumbuh menjadi pepohonan (hutan), dengan kata lain orangutan sebagai spesies kunci sebagai pelestarian hutan. Demikian juga dengan manusia yang memiliki perilaku yang sejatinya menjaga, melindungi dan menanam pohon.
Apa fungsi manusia dan orangutan terhadap kelestarian hutan?. Manusia sebagai pelindung, penjaga, pelestari dan pemanfaat yang harus bijaksana. Sedangkaan Orangutan sebagai pembangun hutan, penjaga keseimbangan dan kesinambungan kehidupan di dalam hutan. Selain itu juga, ada hubungan (kaitan) antara orangutan dan manusia?. Manusia sangat bergantung terhadap hutan seperti halnya orangutan yaitu sumber air, pangan dan udara yang bersih. Selain juga manusia memerlukan sumber ilmu pengetahuan, rekreasi dan mata pencaharian. Orangutan dan hutan yang bagus mendatangkan wisatawan dan dampak pariwisata bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kemiripan selanjutnya antara manusia dan orangutan adalah sistem reproduksi. Jika manusia (perempuan) saat mengandung, rata-rata 9 bulan 10 hari. Sedangkan orangutan mengandung rata-rata 8,5 bulan hingga 9 bulan. Orangutan betina juga dikenal selalu bersama dan menjaga anaknya hingga umur anaknya mencapai dewasa ( 6 sampai 7 tahun).
Orangutan dalam ancaman nyata dari kepunahan. Diperkirakan orangutan akan menjadi spesies kera besar pertama yang punah di alam liar. Penyebab utamanya adalah berkurangnya habitat dan perdagangan hewan. Kebakaran dan perluasan perkebunan merupakan penyebab berkurangnya habitat: jika habitat mereka semakin hancur, makanan semakin sulit didapat. Orangutan telah kehilangan 80% wilayah habitatnya dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun terakhir.
Hal yang sama pula terjadi dengan manusia, bumi sebagai tempat hidup dalam hal ini hutan sebagai pelindung saat ini keadaannya semakin mengkhawatirkan. Luasan tutupan hutan semakin berkurang. Bukan tidak mungkin, jika hutan rusak atau hilang maka manusia selalu dihadapkan dengan berbagai persoalan. Persoalannya tidak lain dan tidak bukan adalah banjir, tanah longsor. Tidak hanya itu, hilangnya hutan besar kemungkinan manusia akan sulit mendapatkan sumber air dan oksigen gratis tidak bisa lagi diperoleh.
Kesamaan ataupun kemiripan yang ada terdapat pada manusia sudah selayak dan sepantasnya sebagai anugerah dari Sang Pencipta. Â Kita sebagai manusia dan primata dalam hal ini orangutan memiliki fungsi dan peran masing-masing, dalam perbedaan pasti ada persamaan. Sebagai sesama makhluk ciptaan sudah menjadi hak dan kewajiban kita bersama-sama pula untuk saling melindungi, menjaga satu dengan yang lainnya sebagai makhluk ciptaan dan keutuhan ciptaan yang mendiami bumi ini. Semoga orangutan terselamatkan dari ancaman kepunahan dan manusia dapat bijaksana dengan bumi dan makhluk sesamanya.
By : Petrus Kanisius ‘Pit’-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H