Ditulis bersama Bapak Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum
Dalam berbagai bidang ilmu, seperti bahasa, psikologi, sosiologi, politik, dan sebagainya, kata wacana sering digunakan. Menurut buku karya A.R. Syamsuddin yang berjudul Studi Wacana: Teori Analisis Pengajaran (1992), pembahasan wacana pada dasarnya adalah tentang bagaimana hubungan antara konteks-konteks yang ada di dalam teks. Dengan kata lain, analisis wacana digunakan untuk melihat bagaimana struktur pembentuk teks berhubungan dengan aspek kontekstualnya, yaitu lingkungannya atau masyarakat sosialnya.
Analisis wacana adalah subdisiplin linguistik yang banyak diperdebatkan oleh para ahli. Analisis wacana ini adalah jenis penelitian yang mempelajari dan menganalisis bahasa yang digunakan, baik secara lisan maupun tulisan, dengan melibatkan penyampai dan penerima pesan. Analisis wacana akan mempelajari unit kebahasaan dalam berbagai bidang linguistik. Ini termasuk linguistik mikro (misalnya, sintaksis, pragmatik, morfologi, dan fonologi) dan linguistik makro (misalnya, sosiolinguistik, pragmatik, dan psikolinguistik).
Analisis wacana dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi pola atau tatanan yang ditemukan dalam teks. Dengan melakukan analisis wacana, kita dapat memahami bagaimana pesan diorganisasikan, digunakan, dan dipahami. Dalam hal ini, termasuk juga pesan yang ingin disampaikan, alasan mengapa pesan itu harus disampaikan, dan bagaimana pesan itu disampaikan.
Analisis wacana juga dapat digunakan untuk melacak variasi cara komunikator, baik penulis, pembicara, dan guru, menggunakan pesan yang terkandung dalam wacana tertentu yang disampaikan untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Melakukan analisis wacana berarti melihat bagaimana bahasa berfungsi dan menghasilkan makna dalam berbagai konteks sosial. Bukan hanya diterapkan dalam bahasa tulis dan lisan, namun juga dalam komunikasi non-verbal seperti nada dan gerak tubuh.
Menurut buku Eriyanto yang berjudul Analisis Framing: Komunikasi, Ideologi, dan Politik Media (2012), ada tiga cara untuk menganalisis wacana. Pertama, positivisme-empiris, manusia berfungsi sebagai jembatan antara dunia luar dan dirinya sendiri. Kedua, konstruktivisme, subjek dianggap sebagai bagian penting dari diskusi dan hubungan sosialnya. Terakhir, adalah perspektif yang menekankan konstelasi kekuatan yang terjadi selama proses produksi dan reproduksi makna.
Analisis wacana lebih menekankan pada makna kontekstual bahasa. Fokusnya adalah aspek sosial komunikasi dan cara orang menggunakan bahasa untuk mencapai suatu efek tertentu, contohnya menarik kepercayaan orang lain. Analisis ini digunakan untuk mempelajari potongan bahasa, seperti keseluruhan percakapan, teks atau kumpulan teks.
Mengapa dalam hal ini analisis wacana menjadi penting untuk dipelajari? Sesuai dengan apa yang telah dijelaskan sebelumnya, analisis wacana penting untuk dipelajari karena dengan analisis wacana, seseorang dapat lebih memahami tatanan atau struktur dalam suatu teks agar dapat diketahui dengan jelas pesan yang ingin disampaikan, mengapa harus disampaikan, dan bagaimana pesan disampaikan. Misalnya, untuk membangun kepercayaan, menciptakan keraguan, dan membangkitkan emosi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H