Mohon tunggu...
Kurniawan Prasetyo
Kurniawan Prasetyo Mohon Tunggu... -

Punya kegemaran menulis blog, menyukai wisata, bekerja sebagai tenaga IT pada Rumah Sakit di kota Pati Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Money

Analisis ABC dalam Perencanaan Obat di Instalasi Farmasi

26 Mei 2011   02:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:13 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Penggunaan analisis ABC secara efektif dapat membantu Rumah Sakit dalam membuat perencanaan obat dengan mempertimbangkan aspek pemakaian, nilai investasi dan kekritisan obat. Pengindeksan obat digunakan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana dalam perencanaan pembelian obat.

Analisis ABC dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


  1. Menghitung total pemakaian obat.
  2. Menghitung total investasi setiap jenis obat.
  3. Menyusun kriteria nilai kritis obat.


Contoh:

Diperoleh data penjualan obat selama periode bulan Januari – Desember 2010 dari bagian pelayanan resep instalasi farmasi, sebagai berikut:

Kode Obat
Penjualan
Harga (Rp)

Obat A
1,200
42

Obat B
100
850

Obat C
250
60

Obat D
2,000
60

Obat E
1,550
1,700

Obat F
350
4,286

Obat G
1,000
9,000

Obat H
600
1,417

Obat I
1,000
1,250

Obat J
500
15,400

Setelah diolah, didapat hasil akhir sebagai berikut:

Kode Obat
Penjualan
Harga (Rp)
Nilai Rp
% Nilai
Kum % Nilai
Kategori

Obat G
1,000
9,000
9,000,000
38.78
38.78
A

Obat J
500
15,400
7,700,000
33.18
71.97
A

Obat E
1,550
1,700
2,635,000
11.35
83.32
B

Obat F
350
4,286
1,500,100
6.46
89.78
B

Obat I
1,000
1,250
1,250,000
5.39
95.17
C

Obat H
600
1,417
850,200
3.66
98.83
C

Obat D
2,000
60
120,000
0.52
99.35
C

Obat B
100
850
85,000
0.37
99.72
C

Obat A
1,200
42
50,400
0.22
99.94
C

Obat C
250
60
15,000
0.06
100.00
C

8,550

23,205,700


Catatan:

Nilai kumulatif 0-80% adalah kelompok A, 80-96% adalah kelompok B dan 96-100% adalah kelompok C.

Untuk kepentingan perhitungan persediaan (Inventory), kelompok A biasanya berjumlah kurang lebih 20% dari total elemen tetapi merepresentasikan 80% dari nilai total investasi. Kelompok B berjumlah 20% dari total item dan merepresentasikan 10-20% total nilai investasi. Kelompok C biasanya berjumlah 60-70% dari total elemen dan merepresentasikan 10-20% total nilai investasi.

Pengelompokkan dengan menggunakan prinsip ini dikenal sebagai Prinsip Pareto.  Aturan ini akan membantu seseorang untuk bekerja lebih fokus pada elemen-elemen yang bernilai tinggi (grup A) dan memberikan kontrol yg secukupnya untuk elemen-elemen yg bernilai rendah (B dan C). Prinsip ABC ini bisa digunakan dalam pengelolaan pembelian, inventori, penjualan, dokumen, asset, dan lain-lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun