Penggunaan analisis ABC secara efektif dapat membantu Rumah Sakit dalam membuat perencanaan obat dengan mempertimbangkan aspek pemakaian, nilai investasi dan kekritisan obat. Pengindeksan obat digunakan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana dalam perencanaan pembelian obat.
Analisis ABC dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Menghitung total pemakaian obat.
- Menghitung total investasi setiap jenis obat.
- Menyusun kriteria nilai kritis obat.
Contoh:
Diperoleh data penjualan obat selama periode bulan Januari – Desember 2010 dari bagian pelayanan resep instalasi farmasi, sebagai berikut:
Kode Obat
Penjualan
Harga (Rp)
Obat A
1,200
42
Obat B
100
850
Obat C
250
60
Obat D
2,000
60
Obat E
1,550
1,700
Obat F
350
4,286
Obat G
1,000
9,000
Obat H
600
1,417
Obat I
1,000
1,250
Obat J
500
15,400
Setelah diolah, didapat hasil akhir sebagai berikut:
Kode Obat
Penjualan
Harga (Rp)
Nilai Rp
% Nilai
Kum % Nilai
Kategori
Obat G
1,000
9,000
9,000,000
38.78
38.78
A
Obat J
500
15,400
7,700,000
33.18
71.97
A
Obat E
1,550
1,700
2,635,000
11.35
83.32
B
Obat F
350
4,286
1,500,100
6.46
89.78
B
Obat I
1,000
1,250
1,250,000
5.39
95.17
C
Obat H
600
1,417
850,200
3.66
98.83
C
Obat D
2,000
60
120,000
0.52
99.35
C
Obat B
100
850
85,000
0.37
99.72
C
Obat A
1,200
42
50,400
0.22
99.94
C
Obat C
250
60
15,000
0.06
100.00
C
8,550
23,205,700
Catatan:
Nilai kumulatif 0-80% adalah kelompok A, 80-96% adalah kelompok B dan 96-100% adalah kelompok C.
Untuk kepentingan perhitungan persediaan (Inventory), kelompok A biasanya berjumlah kurang lebih 20% dari total elemen tetapi merepresentasikan 80% dari nilai total investasi. Kelompok B berjumlah 20% dari total item dan merepresentasikan 10-20% total nilai investasi. Kelompok C biasanya berjumlah 60-70% dari total elemen dan merepresentasikan 10-20% total nilai investasi.
Pengelompokkan dengan menggunakan prinsip ini dikenal sebagai Prinsip Pareto. Aturan ini akan membantu seseorang untuk bekerja lebih fokus pada elemen-elemen yang bernilai tinggi (grup A) dan memberikan kontrol yg secukupnya untuk elemen-elemen yg bernilai rendah (B dan C). Prinsip ABC ini bisa digunakan dalam pengelolaan pembelian, inventori, penjualan, dokumen, asset, dan lain-lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H