Permasalahan mengenai kelaparan di desa masih memerlukan perhatian lebih dari Pemerintah. Salah satunya mengenai pentingnya ASI eksklusif sebagai upaya pencegahan stunting pada anak. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak dimana tinggi badan anak lebih pendek dari standar usia seharusnya, akibat kurangnya asupan nutrisi pada bayi bahkan sejak bayi masih dalam kandungan. Faktor yang berhubungan langsung dengan kejadian stunting pada anak yaitu kurangnya pendidikan dan pengetahuan Ibu mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, serta kurangnya gizi dari ibu menyusui sehingga produksi ASI menurun (Purwanti dkk, 2019).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes, 2021) mencatat, presentase pemberian ASI eksklusif bayi berusia 0-5 bulan sebesar 56,9 persen. Angka tersebut belum mampu mencapai target cakupan ASI eksklusif yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu 80 persen (Kemenkes, 2018c). Tentunya hal ini membuat kekhawatiran terutama bagi calon generasi penerus bangsa, yang mana anak stunted bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya, namun juga akan memengaruhi keativitas dan cara berpikir.  Oleh sebab itu, tahun ini program KKN Tematik UPI 2022 mengusung tema Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG’s Desa dan MBKM yang dilaksanakan secara daring di lingkungan tempat tinggal mahasiswa. Dengan fokus utamanya yaitu melakukan edukasi, pendataan, sosialisasi, dan pendampingan berdasarkan tema desa yang sudah dibagikan oleh pihak LPPM.
pentingnya ASI eksklusif dan dampak buruk akibat tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Selain itu, tingkat kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui juga masih terlihat, dengan dibarengi kurangnya pengetahuan mereka mengenai faktor apa saja yang memengaruhi kegagalan tersebut.Â
Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dengan ibu hamil dan menyusui di Posyandu Cempaka 6 pada Senin (18/7), masih rendah dan kurangnya pengetahuan Ibu mengenai
Hal ini yang kemudian menjadi alasan dilakukannya program ASI Beraksi (Inisiasi Menyusui Dini dan Pemberian ASI Eksklusif) yang dilaksanakan oleh mahasiswi KKN UPI yang berlokasi di Jalan Cilimus Rt.07 Rw.06, Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat. Dalam hal ini, para ibu dan calon ibu diberikan sosialisasi atau edukasi seputar manfaat ASI eksklusif, ASI eksklusif cegah stunting, tips memberi ASI pada bayi hingga 2 tahun, pentingnya ASI eksklusif bagi ibu dan bayi, dan faktor-faktor kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif. Kegiatan ini dilakukan secara daring dengan mengirimkan poster dan video yang sudah dibuat oleh mahasiswi melalui grup Whatsapp KKN Posyandu Cempaka 6 yang beranggotakan para ibu (khususnya ibu hamil dan menyusui) dan para kader Posyandu Cempaka 6. Sosialisasi dilakukan secara daring dengan tujuan meminimalisasi terjadinya kerumunan di tengah pandemi Covid-19, apalagi dengan sasaran ibu hamil dan menyusui.
Selain memberikan sosialisasi dan edukasi selama dua minggu, Mahasiswi KKN UPI juga melakukan kegiatan inti dari program ASI Beraksi pada minggu ke-tiga, Jumat (29/7) dengan memberikan asupan nutrisi untuk ibu hamil dan ibu menyusui berupa gado-gado dan salad buah, serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) baduta yang usianya 6-24 bulan atau lebih berupa susu, biskuit, buah pepaya, dan puding sebagai makanan selingan dengan ASI sebagai makanan utamanya. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan edukasi bahwa makanan yang sehat tidak selalu mahal dan tentunya mudah ditemukan di pasar atau supermarket terdekat. Program tersebut dilakukan dengan memberikan makanan ke rumah ibu hamil dan ibu menyusui di Cilimus Rt.07/Rw.06, Isola, Sukasari, Bandung, Jawa Barat.