Siapa yang tidak tahu olahan dari daging salah satunya yaitu abon, tapi mungkin nama abon ikan masih belum sepopuler sepeti abon ayam ataupun abon sapi, salah satu abon yang lainnya ialah abon ikan. ikan nila merupakan salah satu komuditas yang sangat melimpah di berbagai perairan air tawar, banyak olahan yang bisa dibuat dari ikan nila salah satunya adalah olahan abon dari ikan nila, mungkin banyak orang yang belum mengenal betul dengan abon ikan nila, padahal bisa menjadi usaha yang menjanjikan.
Salah satu tahapan pada pembuatan ikan abon adalah dengan cara digoreng menggunakan banyak minyak yang digunakan sampai bahan bahan yang digunakan terendam ataupun lebih dikenal dengan Deep frying, suhu yang digunakannya yaitu 170- 2000 C dengan durasi lamanya digorang yaitu 5 menit, akibatnya apa jika menggunakan minyak banyak ? abon akan menghasilkan banyak minyak ataupun lemak walupun itu sudah dikeringkan, ada juga cara ke dua yaitu dengan menggunakan cara Pan frying.
Apa itu Pan frying ? pan fraying merupakan suatu cara menggoreng dengan sedikit minyak, suhu yang digunakannya bisa mencapai 1000 C, waktu yang digunakannya yaitu 30-60 menit tergantung banyaknya bahan yang akan dibuat, minyak yang digunakan sangatsedikit sekitar 10 ml, tau hanya agar bahan tidak melekat pada peggorengan, kenapa ikan nila yang di buat abon ? padahal banyak ikan air tawar lainnya, alasannya ikan nila memiliki daging tebal, mudah dipisahkan dengan tulangnya, serta kadar lemaknya hanya 4,1 %.
Bahan yang digunakan sebagai bumbu yaitu bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, garam, gula pasir, lengkuas, jahe, asam jawa, kunyit, daun salam, dan juga serai. Penelitian mengenai hal ini salah satunya dilaksanakan pada tahun 2011 oleh Eko Nurcahya Dewi, Ratna Ibrahim, serta Nuzulia Yuaniva, hasilnya adalah selama penelitian 29 hari, abon yang menggunakan minyak banyak mempunyai nilai oksidasi yang lebih besar daripada abon dengan minyak sedikit, oksidasi merupakan interaksi antara oksigen dengan lingkungan sekitarnya, semakin besar nilai oksidasi semakin cepat rusaknya suatu makanan.
Pada hari ke 15 abon yang digoreng dengan minyak banyak sudah berbau tengik sedangkan yang menggunakan minyak sedikit masih aman tidak terdapat bau yang tidak sedap, yang diakibatkan oleh senyawa pentanal, hexanal dan molanoldehide, untuk warnanya sendiri sama sama berwarna coklat dikarenakan oleh senyawa basa Schiff dan dari segi warna abon yang memakai minyak sedikit lebih tahan terhadap lingkungannya karena warnanya tidak berubah sejak dikemas yang artinya lebih tidak mudah tercampur dengan zat zat yang bisa merubah abon.
Aroma yang dihasilkan tidak berbeda karena menggunakan bahan bahan yang sama hanya saja rasa dari abon yang menggunakan minyak banyak tidak sekuat abon yang menggunakan minyak sedikit karena abon yang minyaknya banyak akan banyak senyawa yang rusak Ketika menggunakan minyak yang banyak yang bisa merubah rasa dari abon tersebut. Pada usaha ini bisa menjadi UMKM dan salah satunya ibu ibu PKK di desa Saribaye Kecamatan Lingsar, Lombok Barat dari mulai pengolahan pengemasan sampai dengan pemasaran menjadi bisnis yang menjanjikan, dan dalam pemasarannya banyak hal yang menjadi ancaman dan peluang, terebih dari tenaga kerja yang ada hingga persaingan bisnis yang kuat.
Referensi :
Eko Nurcahya Dewi, R. I. (2011). DAYA SIMPAN ABON IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus Trewavas) YANG DIPROSES DENGAN METODA PENGGORENGAN BERBEDA. Jurnal Saintek Perikanan Vol.6. no. 1, 6-12.
Embun Suryani, L. M. (2019). PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DESA SARIBAYE MELALUI PENGOLAHAN ABON IKAN NILA. Jurnal Abdi Insani LPPM Unram Volume 6, Nomor 3, 401-408.
Rizkia Aliyah, I. G. (2015). Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung). Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VI No 2 (1), 78-84.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H