NAMA: PIRDASARI DEWI
KELAS:1C
NIM:A1H114
Disini saya akan menceritakan tentang seorang anak yang mengalami kesulitan dalam belajar.
Sebut saja anak ini Difa,Difa mengalami kesulitan belajar karena penyakit yang dialami yaitu disleksia, Disleksia adalah gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Penderita disleksia akan kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat.
Disleksia tergolong sebagai gangguan saraf pada bagian otak yang memproses bahasa. Kondisi ini dapat dialami oleh anak-anak atau orang dewasa. Meskipun disleksia menyebabkan kesulitan dalam belajar, sehingga Difa mengalami kesulitan dalam belajar terutama dalam membaca ,Difa adalah anak yang memiliki semangat yang sangat besar untuk belajar terutama dalam membaca,Difa selalu bekerja keras agar dia bisa seperti temennya yang lain.
Penyebab dan Faktor Risiko Disleksia
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan disleksia, tetapi kondisi ini diduga terkait dengan kelainan genetik yang memengaruhi kinerja otak dalam membaca dan berbahasa. Sejumlah faktor yang diduga memicu kelainan genetik tersebut adalah:
Riwayat disleksia gangguan belajar lain pada keluarga
Kelahiran prematur atau terlahir dengan berat badan rendah
Paparan nikotin, alkohol, NAPZA, atau infeksi pada masa kehamilan.
Gejala Disleksia
Disleksia dapat menimbulkan gejala yang bervariasi, tergantung pada usia dan tingkat keparahannya. Pada balita, gejala dapat sulit dikenali, tetapi setelah anak mencapai usia sekolah, gejalanya akan mulai terlihat, terutama saat anak belajar membaca.
Gejala yang muncul dapat terbagi dua berdasarkan waktu kemunculannya, yakni:
1. Gejala disleksia pada anak
Lamban dalam mempelajari nama dan bunyi abjad
Perkembangan bicara yang lebih lamban dibandingkan anak seusianya
Sering menulis terbalik, misalnya menulis 'pit' saat diminta menulis 'tip'
Sulit dalam membedakan huruf tertentu saat menulis, misalnya 'd' dengan 'b' atau 'p' dengan 'q'
Selain keluhan di atas, anak dengan disleksia dapat mengalami kesulitan dalam sejumlah aktivitas berikut:
Memproses dan memahami apa yang didengar
Menemukan kata yang tepat untuk menjawab suatu pertanyaan
Mengeja, membaca, menulis, dan berhitung
Mengingat huruf, angka, dan warna
Mengucapkan kata yang tidak umum
Memahami tata bahasa dan memberi imbuhan pada kata
2. Disleksia pada remaja dan orang dewasa
Pada remaja dan orang dewasa, disleksia dapat menyebabkan penderitanya sering salah mengucapkan nama atau kata, dan kesulitan dalam membaca atau menulis. Oleh sebab itu, penderita cenderung menghindari aktivitas membaca dan menulis.
Disleksia juga dapat menyebabkan penderita kesulitan dalam:
Mengeja
Memahami lelucon atau ungkapan kata yang memiliki makna lain (idiom), seperti "kambing hitam"
Menyimpulkan suatu cerita
Mempelajari bahasa asing
Mengingat sesuatu
Menghitung.
Penanganan Disleksia
Meskipun disleksia tergolong penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi deteksi dan penanganan sejak usia dini terbukti efektif meningkatkan kemampuan penderita dalam membaca.
Salah satu metode yang paling efektif dalam meningkatkan kemampuan baca tulis penderita disleksia adalah fonik. Metode fonik berfokus meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan memproses suara. Dalam metode fonik, penderita akan diajari untuk:
Mengenali bunyi kata yang terdengar mirip, seperti 'pasar' dan 'pagar'
Mengeja dan menulis, mulai dari kata sederhana hingga kalimat yang rumit
Memahami huruf dan susunan huruf yang membentuk bunyi tersebut
Membaca kalimat dengan tepat dan memahami makna yang dibaca
Menyusun kalimat dan memahami kosakata baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H