Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Koruptor itu Sama Dengan Monyet

14 Januari 2025   07:42 Diperbarui: 14 Januari 2025   07:42 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Monyet (Sumber: Pixabay)

Mengambil tindakan tegas terhadap koruptor, termasuk penindakan hukum dan penyitaan aset. Membangun sistem birokrasi yang efisien dan transparan. Menggunakan teknologi untuk memantau dan mendeteksi korupsi. Mengembangkan kerja sama dengan negara lain untuk mengatasi korupsi transnasional. Menyediakan perlindungan bagi saksi dan pelapor korupsi. Celakanya, lembaga anti rasuah tersebut malah diduga terindikasi dalam pusaran rasuah itu sendiri.

Pemberantasan korupsi juga membutuhkan peran masyarakat, yakni melaporkan tindakan korupsi kepada lembaga berwenang. Kemudian mengikuti proses hukum dan mendukung penindakan terhadap koruptor. Mendukung kebijakan anti-korupsi dan mempromosikan transparansi. Mengedukasi masyarakat tentang bahaya korupsi dan pentingnya integritas.

Nah, pertanyaannya apakah peran serta masyarakat ini sepadan dengan hasil korupsi dari pada penjahat-penjahat berdasi yang berkuasa dan berpendidikan tinggi. Sementara rakyatnya masih banyak yang putus sekolah, biaya kuliah juga tak kalah pedas dan rakyat hidupnya sengsara dan menderita.

Faktor yang memengaruhi keserakahan, lantaran monyet membutuhkan makanan dan tenaga untuk bertahan hidup. Hidup di lingkungan yang kompetitif cenderung lebih serakah. Pengalaman kekurangan makanan, monyet bisa menjadi lebih serakah. Beberapa spesies monyet lebih cenderung serakah karena faktor genetik. Tidak ada salahnya menyamakan keserakahan seorang koruptor dengan seekor monyet hewan mamalia yang termasuk dalam ordo primata ini.


Haruskah koruptor disediakan makanan bergizi gratis agar tidak kemaruk atau dilatih untuk berbagi/sedekah seperti monyet agar hidupnya tidak dirasuki keserakahan.
Yang membedakan seorang koruptor dengan monyet adalah tidak memilki kemampuan memahami konsep hukum dan etika. Sedangkan seorang koruptor memiliki kemampuan memahami konsep hukum dan etika, tapi mengapa memilih berprilaku seperti monyet?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun