Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebelum Musnah, Manichaeisme Pernah Berjaya di Eranya

18 Agustus 2024   07:38 Diperbarui: 18 Agustus 2024   15:10 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ketika mengacak-acak meja belajarnya anak-anak. Tanpa sengaja saya melihat sebuah buku yang tersimpan dalam laci. Ketika saya tanya, buku tersebut dipinjam dari mana. Anak laki-laki saya yang nomor tiga menjawab, buku tersebut dipinjamnya dari Perpustakaan di sekolahnya.

Menyimak judulnya Tokoh-Tokoh Penemu Hebat Dunia, karya Tri Evendi, Penerbit AMPEN Gunungkidul ini mencuri perhatianku. Tak butuh waktu lama, perlahan namun pasti, lembar demi lembar saya buka.  

Tertulis daftar isi nama-nama tokoh hebat dunia yang tertera dalam buku tersebut. Dari sekian nama tokoh hebat dunia, lantas menemukan sebuah nama "Mani". Kaget dengan nama tokoh tersebut, saya pun membaca sosok yang dimaksud.

Buku tersebut tak banyak mengulas sosok Mani. Selain bahwa Nabi Mani dari abad ke-3 M adalah pendiri Manichaeisme, semacam "agama" yang kendati kini sudah lenyap, pada jamannya punya banyak sekali pengikutnya.

Agama yang didirikan oleh Mani merupakan perpaduan menarik dari berbagai agama yang telah ada sebelumnya. Mani mengakui Zoroaster, Buddha, dan Yesus sebagai nabi sejati. Tapi, dia mengaku mendapat "wahyu" yang lebih belakangan dan lebih lengkap dari semua yang disebutkan sebelumnya.

Berasal dari Timur Tengah, Manichaeisme menyebar luas. Ke barat sampai menyentuh pantai Samudera Atlantik, ke timur hingga menyentuh pantai Samudera Pasifik Agama itu dapat bertahan hingga ribuan tahun.

Mani, seorang nabi yang diakui dalam beberapa tradisi agama, terutama dalam agama Manikheisme, dikenal sebagai pendiri agama tersebut. Namun, rincian tentang orang tua Nabi Mani tidak banyak dibahas dalam sumber-sumber sejarah.

Beberapa sumber sejarah menyebutkan bahwa ayahnya bernama Fatik dan ibunya bernama Mariam. Fatik adalah seorang yang berasal dari kalangan zoroastrian, sedangkan ibunya diketahui adalah seorang wanita dari keluarga Kristen. Perpaduan ini diperkirakan mempengaruhi pandangan spiritual Mani.

Nabi Mani (atau Mani) lahir sekitar tahun 216 Masehi di wilayah yang kini dikenal sebagai Iran. Agamanya, Manikheisme, menggabungkan elemen-elemen dari berbagai tradisi keagamaan seperti Zoroastrianisme, Kristen, dan Buddhisme, dengan fokus pada dualisme antara terang dan gelap.

Mani mengklaim bahwa ia adalah penerus dari para nabi sebelumnya, seperti Zoroaster, Buddha, dan Yesus, dan berusaha untuk menciptakan sebuah ajaran universal yang dapat menyatukan berbagai tradisi keagamaan. Ajaran Manikheisme menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk ke Cina dan Eropa, tetapi akhirnya mengalami penurunan dan hampir punah pada abad pertengahan.

Nabi Mani adalah seorang tokoh sejarah yang dikenal sebagai pendiri ajaran Manikeisme. Nama kecilnya adalah Mani, yang dalam bahasa Persia berarti "jujur" atau "pintar." Nabi Mani lahir sekitar tahun 216 Masehi dan dikenal karena usaha-usahanya dalam menyebarkan ajaran keagamaan yang menggabungkan elemen-elemen dari berbagai tradisi seperti Zoroastrianisme, Kristiani, dan Buddha.

Manikeisme adalah sebuah agama yang didirikan oleh Nabi Mani pada abad ke-3 Masehi. Ajaran ini merupakan sincretisme yang menggabungkan elemen-elemen dari berbagai tradisi keagamaan, termasuk Zoroastrianisme, Kristiani, dan Buddha.

Manikeisme mengajarkan bahwa dunia terdiri dari dua kekuatan utama yang saling bertentangan, yaitu Kebaikan dan Kejahatan. Kebaikan dikaitkan dengan dunia cahaya, sedangkan Kejahatan dikaitkan dengan dunia kegelapan.

Manikeisme meyakini adanya siklus kelahiran kembali atau reinkarnasi, di mana jiwa terus-menerus terlahir kembali hingga mencapai pembebasan.

Ajaran ini mengintegrasikan elemen-elemen dari Zoroastrianisme (seperti dualisme dan pengakuan akan kekuatan kegelapan), Kristiani (seperti penekanan pada ajaran moral dan etika), dan Buddhisme (seperti ajaran mengenai karma dan reinkarnasi).

Pengikut Manikeisme diharapkan untuk mengikuti aturan etika yang ketat, termasuk penghindaran dari tindakan-tindakan yang dianggap merugikan atau kotor secara spiritual.

Ajaran Manikeisme mempengaruhi beberapa kebudayaan dan agama di wilayah Timur Tengah dan Asia selama beberapa abad, meskipun akhirnya mengalami penurunan pengaruh dan hampir punah.

Tentunya penulis buku tokoh-tokoh penemu hebat dunia ini menempatkan nama Nabi Muhammad di jajaran pertama dalam tokoh yang berpengaruh di dunia. Hal ini karena Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses, baik ditinjau dari takaran agama maupun duniawi. 

Berasal dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, yakni Agama Islam. Pada saat bersamaan beliau tampil sebagai pemimpin yang arif bijaksana, adil, tangguh, jujur dan efektif. Rasa-rasanya pemimpin saat ini tidak ada lagi yang "mendekati" akhlak mulia Nabi Muhammad SAW.

Kini, lebih dari tigabelas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih langgeng dan mendalam bagi seluruh umat islam dipenjuru dunia, bahkan warisan Nabi Muhammad terus mengakar sampai ke liang kubur.

Penulis buku ini menuturkan, bahwa para penemu, tokoh-tokoh dunia yang hebat, tokoh yang melegenda, selalu diceritakan memiliki usaha keras, serta kesungguhan untuk membuat mimpi- mimpinya menjadi nyata. Setiap hal besar di dunia di bidang ilmu pengetahuan, politik, elektronik, industri hiburan dan lain-lain pada awalnya pasti bermula dari mimpi.

Ya, masa depan yang cerah, gilang-gemilang, pasti menjadi masa depan mereka yang percaya dan yakin pada mimpi- mimpinya, cita-citanya, harapan-harapannya. Mimpi dan masa depan memang seperti sisi mata uang, yaitu menjadi dua hal yang saling berkaitan, tidak bisa dipisahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun