Nabi Mani adalah seorang tokoh sejarah yang dikenal sebagai pendiri ajaran Manikeisme. Nama kecilnya adalah Mani, yang dalam bahasa Persia berarti "jujur" atau "pintar." Nabi Mani lahir sekitar tahun 216 Masehi dan dikenal karena usaha-usahanya dalam menyebarkan ajaran keagamaan yang menggabungkan elemen-elemen dari berbagai tradisi seperti Zoroastrianisme, Kristiani, dan Buddha.
Manikeisme adalah sebuah agama yang didirikan oleh Nabi Mani pada abad ke-3 Masehi. Ajaran ini merupakan sincretisme yang menggabungkan elemen-elemen dari berbagai tradisi keagamaan, termasuk Zoroastrianisme, Kristiani, dan Buddha.
Manikeisme mengajarkan bahwa dunia terdiri dari dua kekuatan utama yang saling bertentangan, yaitu Kebaikan dan Kejahatan. Kebaikan dikaitkan dengan dunia cahaya, sedangkan Kejahatan dikaitkan dengan dunia kegelapan.
Manikeisme meyakini adanya siklus kelahiran kembali atau reinkarnasi, di mana jiwa terus-menerus terlahir kembali hingga mencapai pembebasan.
Ajaran ini mengintegrasikan elemen-elemen dari Zoroastrianisme (seperti dualisme dan pengakuan akan kekuatan kegelapan), Kristiani (seperti penekanan pada ajaran moral dan etika), dan Buddhisme (seperti ajaran mengenai karma dan reinkarnasi).
Pengikut Manikeisme diharapkan untuk mengikuti aturan etika yang ketat, termasuk penghindaran dari tindakan-tindakan yang dianggap merugikan atau kotor secara spiritual.
Ajaran Manikeisme mempengaruhi beberapa kebudayaan dan agama di wilayah Timur Tengah dan Asia selama beberapa abad, meskipun akhirnya mengalami penurunan pengaruh dan hampir punah.
Tentunya penulis buku tokoh-tokoh penemu hebat dunia ini menempatkan nama Nabi Muhammad di jajaran pertama dalam tokoh yang berpengaruh di dunia. Hal ini karena Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses, baik ditinjau dari takaran agama maupun duniawi.Â
Berasal dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, yakni Agama Islam. Pada saat bersamaan beliau tampil sebagai pemimpin yang arif bijaksana, adil, tangguh, jujur dan efektif. Rasa-rasanya pemimpin saat ini tidak ada lagi yang "mendekati" akhlak mulia Nabi Muhammad SAW.
Kini, lebih dari tigabelas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih langgeng dan mendalam bagi seluruh umat islam dipenjuru dunia, bahkan warisan Nabi Muhammad terus mengakar sampai ke liang kubur.
Penulis buku ini menuturkan, bahwa para penemu, tokoh-tokoh dunia yang hebat, tokoh yang melegenda, selalu diceritakan memiliki usaha keras, serta kesungguhan untuk membuat mimpi- mimpinya menjadi nyata. Setiap hal besar di dunia di bidang ilmu pengetahuan, politik, elektronik, industri hiburan dan lain-lain pada awalnya pasti bermula dari mimpi.