Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Benar di Jalan yang Sesat Atau Sesat di Jalan yang Benar, Semua Ada Karmanya

21 Juli 2024   18:45 Diperbarui: 21 Juli 2024   19:07 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Benar di jalan yang sesat atau sesat di jalan yang benar, hanyalah kiasan semata, namun demikian semua perbuatan manusia mempunyai konsekuensinya. Segala bentuk perbuatan manusia tentu ada karmanya.

Ungkapan ini terbersit,  ketika sedang duduk santai sembari menonton acara televisi di sore hari. Selain itu setelah melewati peristiwa nyesek, yang datangnya dari anak-anak saya sendiri. Antara marah, sedih berbaur, menyemburatkan ungkapan tersebut.

Ya, benar. Segala perbuatan pasti ada akibatnya, baik itu perbuatan baik atau buruk. Konsep ini sering dikenal dengan hukum sebab-akibat atau karma. Setiap tindakan yang kita lakukan akan membawa konsekuensi tertentu, yang dapat mempengaruhi diri kita sendiri atau orang lain di sekitar kita.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "karma" berarti perbuatan yang dilakukan manusia selama hidup di dunia, atau hukum sebab-akibat. Definisi dalam KBBI ini memiliki konsep yang hampir sama dengan konsep dasar Karmaphala. 

Kata "karma" secara harfiah berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "aksi" atau "perbuatan". Dalam agama Hindu dan Buddha, karma dipahami sebagai sesuatu yang menyebabkan hasil yang akan di dapat dari perbuatan tersebut dinamakan karmaphala, sementara akibat yang ditimbulkan dari perbuatan disebut karma vipaka.

Karma merupakan konsep dalam beberapa tradisi spiritual dan agama, seperti Hindu, Buddha, dan Jainisme, yang menyatakan bahwa tindakan seseorang akan membawa akibat tertentu di masa depan. Secara sederhana, karma dapat diartikan sebagai hukum sebab-akibat: setiap perbuatan, baik atau buruk, akan menghasilkan hasil yang setimpal.

Tindakan baik akan membawa kebaikan, sedangkan tindakan buruk akan membawa keburukan. Karma dapat mempengaruhi kehidupan seseorang tidak hanya di dunia ini, tetapi juga dalam reinkarnasi atau kehidupan berikutnya.

Sesat di jalan yang benar mempunyai ungkapan yang sering digunakan untuk menggambarkan situasi di mana seseorang memiliki niat atau tujuan yang baik, namun tindakan atau caranya keliru sehingga hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Meskipun tujuannya benar, tetapi proses atau cara yang ditempuh tidak tepat, sehingga orang tersebut tetap "sesat" atau salah jalan meskipun niatnya benar.

Sebaliknya. berbuat "Benar di jalan yang sesat" adalah ungkapan yang menggambarkan situasi di mana seseorang berada di jalur atau cara yang salah, tetapi entah bagaimana, tindakan atau keputusan mereka justru menghasilkan sesuatu yang benar atau baik. Artinya, meskipun jalur atau caranya salah, hasil akhirnya tetap positif atau benar.

Jadi mana yang harus kita lakukan, sesat di jalan yang benar atau benar di jalan yang sesat.

Idealnya, sebagai manusia tentunya tidak ingin berada di kedua situasi tersebut. Namun, jika harus memilih di antara keduanya, lebih baik memilih "sesat di jalan yang benar."

Meskipun cara yang diambil mungkin salah, namun tujuannya yang benar masih dapat memberikan kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri di masa depan.

Sebaliknya, "benar di jalan yang sesat" dapat membingungkan dan memberi kesan bahwa cara yang salah bisa dibenarkan, yang bisa berbahaya dalam jangka panjang. Fokus pada tujuan yang benar dan terus berusaha memperbaiki cara atau metode yang digunakan akan lebih bermanfaat.

Semoga kita diberikan kekuatan untuk menjauh dari "sesat di jalan yang salah". Sesat di jalan yang salah ini menggambarkan situasi yang paling tidak diinginkan, di mana seseorang memiliki tujuan yang salah dan menggunakan cara yang juga salah untuk mencapainya. Ini adalah kondisi di mana baik tujuan maupun prosesnya tidak benar, sehingga hasil akhirnya hampir pasti negatif atau merugikan. Keadaan ini harus dihindari karena tidak membawa manfaat dan justru dapat membawa banyak masalah dan konsekuensi buruk.

Atau memilih "benar di jalan yang benar" adalah keadaan yang ideal di mana seseorang memiliki tujuan yang benar dan juga menggunakan cara atau metode yang benar untuk mencapainya. Ini adalah kombinasi yang diinginkan karena tidak hanya tujuan akhirnya baik, tetapi proses untuk mencapainya juga benar, etis, dan sesuai dengan prinsip-prinsip yang baik. Ini adalah situasi yang seharusnya kita upayakan dalam setiap tindakan atau keputusan yang kita ambil.

Kata kebanyakan manusia, hari gini mencari yang haram sulit, apalagi rejeki yang halal. Memang benar, mencari rejeki di jalan yang benar itu sulit. Tapi, alangkah idealnya mencari rejeki yang benar dan halal saja, agar tidak menyesal ketika ajal menjelang.

Ya, "benar di jalan yang benar" memang sering kali lebih sulit karena memerlukan konsistensi dalam menjaga integritas, etika, dan prinsip, sambil tetap mencapai tujuan yang baik. Tantangan yang muncul bisa berupa godaan untuk mengambil jalan pintas, tekanan dari lingkungan sekitar, atau kesulitan dalam mempertahankan komitmen terhadap nilai-nilai yang dipegang. Meskipun sulit, tetap berada di jalan yang benar membawa kepuasan dan hasil yang positif serta berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun