Dalam kesempatan tersebut, bapak Nurdin, S.Sos, yang didampingi bapak Irwansyah, keduanya Arsiparis Madya menjelaskan, undang-undang Nomor 43 tahun 2009 tentang kearsipan, salah satu pasalnya menuliskan menyelamatkan arsip yang memiliki nilai sejarah penting adalah bagian penting dari sistem kearsipan, menyatakan bahwa arsip yang memiliki nilai sejarah harus dilestarikan dan dijaga keasliannya.
"Ini terkait dengan memori perjalanan bangsa, arsip-arsip ini merupakan referensi dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan terkhusus yang berkaitan dengan kesejerahan," sambungnya.
"Restorasi yang kita lakukan ini skala prioritas, dengan melihat arsip-arsip itu yang mana kertasnya sangat rapuh, maka itulah yang kita dahulukan untuk dilakukan laminasi," tutur Nurdin.
"Alhamdulilah, arsip-arsip yang sudah dilaminasi, terutama pada jaman Belanda. Seperti arsip celebes, arsip indonesia timur dan arsip Propinsi Sulawesi," tambahnya.
Lanjut Nurdin, arsip celebes itu mencakup Palu, Kendari yang masih berbahasa Belanda. Kemudian menjadi propinsi Sulawesi, kemudian terbagi lagi. "Terkait arsip-arsip tentang Palu, kita bisa melihat di arsip Celebes, tapi itu berbahasa Belanda," katanya.
Sambungnya lagi, Arsip Propinsi Sulawesi itu terkait dengan arsip Sulawesi Tengah, arsip Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara.
Kita kembali membahas restorasi arsip. Langkah priorotas tadi kita ambil karena keterbatasan anggaran. "Ada jutaan lembar arsip-arsip yang akan kita laminasi, tetapi kembali itu tadi, kita kondisikan dengan anggaran yang ada. Kertas tisu jepang, setahu saya belum dibikin di Indonesia," kata Nurdin.
Bayangkan, ungkap Nurdin, S.Sos, untuk satu rol atau gulung tisu jepang harganya sampai Rp. 20 juta dan itu hanya mampu mengcover 300 lembar berukuran kertas HVS, dan satu rol/gulung tisu jepang tidak sampai 1 rim.
"Jadi, berapa ratus rol kita butuhkan untuk menyelesaikan laminasi arsip-arsip bersejarah ini," tanya Nurdin keheranan sendiri.
Dia menegaskan, restorasi arsip statis di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Propinsi Sulawesi Selatan ini, intinya menyelamatkan arsip dengan informasinya yang sangat bernilai guna.